"Kain Tenun Ambon - Keindahan Budaya yang Tak Tergantikan"
Peran pemerintah dalam melestarikan potensi ragam kain nusantara
Menjawab salah satu kendala yang disampaikan mengenai keterbatasan kapas yang dibutuhkan sebagai komponen utama dari kain yang dibuat dengan metode tenun, pemerintah melalui Kemenperin rupanya sudah memiliki rencana program khusus sebagai jawabannya.
Adapun rencana yang dimaksud adalah meningkatkan produktivitas kapas daerah dengan melakukan penanaman tumbuhan kapas melalui kerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan).
Sedangkan dari sisi pemerintahan yang lain, yakni Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek), upaya yang dilakukan terlaksana dalam bentuk penetapan sebanyak 34 jenis kain tenun dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang dimiliki Indonesia.
Dari 34 daftar kain hasil tenun yang dimaksud, beberapa di antaranya adalah Tenun Siak (Riau), Tenun Ikat Sumba (Nusa Tenggara Timur), Tenun Ikat Dayak/Sintang (Kalimantan Barat), Tenun Sukomandi (Sulawesi Barat), Tenun Ikat Inuh (Lampung), Tenun Donggala (Sulawesi Tengah), dan masih banyak lagi.
Namun dari deretan 34 kain tenun yang ada, baru 15 jenis kain yang sudah bisa dan sedang dalam tahap pendorongan oleh pemerintah untuk masuk ke dalam jajaran warisan budaya dunia asal Indonesia yang kedepannya diharapkan akan diakui oleh UNESCO.

References
Carter, William K dan Milton F. Usry, 2009. Akuntansi Biaya, Penerjemah : Krista, Buku I, Edisi Ketiga belas, Penerbit-Salemba Empat, Jakarta.
Cecily A. Raiborn dan Michael R. Kinney. 2011. Akuntansi Biaya: Dasar dan Perkembangan. Buku 1. Edisi 7. Salemba Empat. Jakarta.
Fitrah, Rezandra. 2014. Analisis Penentuan Harga Jual Produk Dengan Menggunakan Metode Cost Plus Pricing Dengan Pendekatan Variabel Costing Pada Starmug’s Coffee Surabaya. Thesis. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIASIA) Surabaya.
Halim, Abdul dan Bambang Supomo. 2008. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta : BPFE.
Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen 2015. Managerial Accounting, Buku 1, Edisi 8. Jakarta: PT. Salemba Empat.
Horngren, Charles T,et all. 2008. Akuntansi Biaya. Edisi 12. Erlangga. Jakarta.
Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Nurhayati, Juli dan Asti Marsela. 2016. Analisis Penentuan harga jual Perkemasan Produk dengan metode Cost Plus Pricing Dalam menentukan laba yang dihasilkan pada Usaha Susu Kedelai Eggy Fajri. Jurnal Akuntanika. Vol 1 No 2.
Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen : Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Strategis. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Siregar, Baldric, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo, Erlina Herowati, Lita Kusumasari, Nurofik. 2013. Akuntansi Biaya. Salemba Empat. Jakarta.

Fakta menarik tentang kain tenun ikat tanimbar
Dibalik keelokan motifnya, kain tenun ikat tanimbar rupanya menyimpan fakta-fakta yang sangat unik. Apa saja faktanya? Simak pembahasannya berikut ini:
1. Tidak untuk dijual
Awalnya masyrakat Kepulauan Tanimbar membuat kain tenun ini bukan untuk dijual melainkan sebagai warisan turun temurun.
2. Dijadikan mas kawin pernikahan
Dahulu kain tenun ikat tanimbar menjadi mas kawin dari pihak laki-laki pada calon istrinya. Sehingga kain tersebut akan disimpan dan hanya dijual saat benar-benar membutuhkan uang.
3. Pantangan menenun ketika ada kerabat yang meninggal
Seseorang yang kerabatnya baru saja meninggal tidak boleh menenun kain Tanimbar. Karena mereka percaya bahwa suara peralatan tenun tradisional mampu membangkitkan kembali arwah orang tersebut dari liang kubur.
4. Bisa dipakai oleh siapa saja
Biasanya kain tradisional sangat lekat dengan aturan pemakaian hanya untuk ‘keluarga berstatus sosial tinggi’ atau ‘orang yang berpangkat’. Tapi hal ini tidak berlaku pada kain khas Tanimbar. Karena kain ini boleh dipakai oleh siapa saja entah raja atau rakyat biasa.
Hal ini karena rakyat Tanimbar sangat berpegang teguh dengan persaudaraan ‘Lebit Lokat’ atau ‘emas untuk semua’. Makna dari sistem kekerabatan ini yaitu setiap orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam hal apapun.
5. Cara memakai kain khas Maluku
Kain tenun ikat Tanimbar bisa diaplikasikan menjadi satu model pakaian atau difungsikan sebagai kain penutup kepala untuk menyambut kedatangan tamu. Masyarakat Tanimbar juga kerap menggunakan kain ini sebagai pelengkap busana dalam ritual adat seperti kelahiran, pembuatan rumah, pernikahan hingga kematian.
6. Harganya mahal
Selembar kain tenun ikat tanimbar berukuran 150 cm x 56 cm bisa dibanderol dengan harga 600.000 hingga jutaan rupiah tergantung detail motifnya. Makin rumit tentu harganya makin mahal mengingat lamanya proses pembuatannya.

Tags: tenun ambon