... Panduan Membuat Kain Tenun Lombok Asli: Teknik Jahit dan DIY

Pesona Kain Tenun Lombok Asli dalam Dunia Kerajinan Tangan dan Proyek DIY

Desa tenun Suku Sasak

Terdapat dua desa penghasil tenun terbaik di Pulau Lombok, yakni Desa Sukarara dan Desa Sade. Kedua desa tersebut juga menjadi pusat budaya asli sasak. Sehingga para wisatawan yang mengunjungi Lombok bisa belajar dan mengetahui adat-istiadat Suku Sasak di sana. Di kedua desa ini para wisatawan bisa mengetahui cara pembuatan kain tenun tradisional suku sasak, juga bisa mencoba langsung terlibat dalam pembbuatannya.

Demikian ulasan terkait dengan kain tenun khas yang berasal dari Lombok, yakni kain tenun sasak. Menarik bukan? Kain tenun ini biasa dijadikan oleh-oleh khas yang selalu diburu oleh para wisatawan. Informasi lainnya tentang oleh-oleh khas Lombok bisa Anda baca lebih lanjut di sini. Di Lombok, selain bisa belajar budaya sasak, Anda bisa melihat sendiri proses pembuatan kain tenun sasak dari dekat dengan mengunjungi Desa Sukarara dan Desa Sade. Disamping itu, Anda juga bisa langsung terlibat dalam pembuatan kain tersebut.

Falsafah Pembuatan Kain Tenun Lombok, Tanda Perempuan Sasak Boleh Menikah

Foto: Qori Annisa Wicita

Lombok memiliki dua jenis kain tradisional, yakni kain tenun songket dan kain tenun ikat. Cara membedakannya adalah dari warna, motif, dan fungsinya. Kalau kain tenun songket Lombok umumnya penuh dengan warna (fullcolor), terbuat dari benang katun yang berasal dari kapas, serta kaya akan warna perak dan atau emas.

Sementara tenun ikat memiliki motif yang sederhana dengan kecenderungan bentuk motif berupa garis horizontal dan vertikal saja. Kesederhanaan itu juga menjalar dari kegunaannya yang lebih sering digunakan dalam keseharian masyarakat Suku Sasak, suku asli di Lombok.

Proses Pembuatan Kain Tenun

Foto: First Lombok Tour

Selain bahan dan warnanya yang dibuat dari bahan-bahan alami, proses pembuatan kain tenun Lombok juga masih menggunakan alat-alat tradisional yang sangat sederhana. Alat pemintal benangnya saja masih menggunakan potongan bambu yang dirangkai dengan benang juga yang dibuat menyerupai roda yang dapat diputar secara manual oleh si pembuat.

Itu proses pembuatan kain tenun songketnya, sedangkan pembuatan kain tentun ikatnya beda lagi. Untuk mendapatkan motif yang diinginkan, pengrajin harus mengikat bagian benang, kemudian mencelupkan bagian yang tidak diikat ke dalam zat pewarna.

Tahapan ini dilakukan berulang kali dan membuat ikatan lain lalu diwarnai lagi hingga mendapatkan motif bergaris yang khas. Proses ini biasanya bisa diselesaikan cukup 1 hari saja untuk ukuran kain kurang-lebih 3 meter. Hal yang unik, proses pembuatan kain tenun ikat ini dikerjakan oleh kaum laki-laki lho, bukan perempuan.

Kerajinan Tenun: Pengertian, Sejarah, dan Jenisnya

Sejumlah perempuan menenun di baawah rumah Desa Gumananon, Kecamatan Mawasangka, Buton Tengah. Sulawesi Tenggara. Desa Gumananon menjadi tempat warisan leluhur turun temurun terkait tenun Kamohu. (Dok. KemenKopUKM)

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi KOMPAS.com - Kerajinan tenun menjadi salah satu kekayaan budaya, berupa kerajinan tangan, yang dimiliki Indonesia. Apa itu kerajinan tenun?

Aktivitas & Spot Desa Sade

Berbagai pesona yang tersaji di Sade, Lombok, yang membuat tempat ini menjadi destinasi liburan yang tidak boleh Anda lewatkan. Beberapa hal yang membuat tempat ini begitu spesial antara lain:

1. Rumah Adat Suku Sasak Ende

Sebuah representasi fisik dari kekayaan budaya dan tradisi masyarakat setempat. Rumah tradisional ini dibangun dari bambu, baik untuk tiang maupun dinding. Atapnya ditutupi dengan alang-alang, sementara itu lantainya dilumuridengan kotoran sapi. Tampilan rumah adat Sade ini tentunya memberikan nuansa etnik dan autentik yang kuat.

Struktur arsitektural rumah ini dibagi menjadi tiga zona utama: tempat tidur laki-laki, tempat tidur perempuan, dan tempat kelahiran, mencerminkan struktur sosial dan peran gender dalam masyarakat Sasak.

Selain itu, ada juga variasi dalam jenis rumah di desa ini. Bale Kodong, misalnya, adalah rumah khusus untuk orang tua atau warga yang baru menikah. Sementara itu, Bale Bonter digunakan sebagai tempat bagi pejabat desa, dan Bale Tani adalah rumah tinggal umum bagi warga. Dengan demikian, rumah-rumah ini tidak hanya menunjukkan warisan budaya, tetapi juga struktur sosial dan hirarki dalam masyarakat Suku Sasak.

2. Pagelaran Atraksi Peresean

Peresean, atau yang juga dikenal sebagai Tari Perang, adalah salah satu tradisi budaya yang paling mendalam dan menarik dari Suku Sasak. Dalam pertunjukan ini, dua pemuda beradu keahlian dengan menggunakan penjalin, atau semacam pedang yang terbuat dari batang rotan, dan ende, sebuah tameng yang dibuat dari kulit kerbau tebal. Pertandingan ini bukan hanya sekedar tontonan, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya dan sejarah yang dalam.

Tarian ini memiliki latar belakang yang unik. Pada awalnya, Peresean dilakukan sebagai ritual untuk memanggil hujan di saat musim kemarau. Namun seiring waktu, fungsi tarian ini berubah menjadi hiburan bagi wisatawan yang berkunjung. Meskipun demikian, esensi dan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam tarian ini tetap dipertahankan, menjadikannya sebagai simbol kuat dari kekayaan budaya Suku Sasak.


Tags: tenun lombok

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia