...
Kain tenun dengan Motif Tapok Kemalo biasanya digunakan untuk bebengkung atau dodot yaitu semacam ikat pinggang yang memiliki panjang 30 cm dan lebar 25 cm, pada saat Suku Sasak bergembira karena hasil panennya yang melimpah dan pada upacara adat lain nya.
Bagaimanapun, kain tenun, sebagaimana kain batik, juga merupakan salah satu kekuatan devisa bangsa serta sumber daya potensial untuk dikembangkan ke mancanegara sebagai sebuah identitas bangsa akan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia.
Dari berbagai jenis produk kerajinan tangan yang dihasilkan memiliki ciri khas Lombok, walaupun memiliki kesamaan produk dengan daerah lain, tetapi dengan ciri khas mulai dari bentuk, motif, hingga bahan yang digunakanlah yang membuat perbedaan produk kerajinan tangan dari Lombok dengan daerah lain yang ada di Indonesia.
Dengan demikian, keahliannya menenun bisa menjadi alternatif untuk menopang perekonomian keluarganya, serta menunjang aktivitas keharian mereka seperti digunakan dalam acara adat, beribadah, membedong bayi, selimut, serta penutup jenazah.
Dengan demikian, keahliannya menenun bisa menjadi alternatif untuk menopang perekonomian keluarganya, serta menunjang aktivitas keharian mereka seperti digunakan dalam acara adat, beribadah, membedong bayi, selimut, serta penutup jenazah.
Hasil kerajinan perak dari Kotagede lebih banyak berupa barang seni untuk dipajang misalnya seperti miniatur kapal, patung Buddha, Candi Borobudur, kapal, andong, cangkir, mangkok, piring, panci, teko, dan lain-lain.
Adapun pemahaman dari berbagai informan bahwa motif batang empat ini memiliki makna menjaga persatuan antar suku sesama manusia karana asal mula dikatakan Batang Empet itu Batang artinya penjaga sedangkan Empet itu artinya menutup.
Kain dengan motif batang empat biasa digunakan dalam kegiatan adat seperti dalam pelaksanaan ajen-ajen, digunakan sebagai bebengkung sabuk pada saat Nyongkolan dan Nyelabar yaitu mendatangi keluarga sang perempuan pada prosesi pernikahan adat Suku Sasak.
Dengan demikian, keahliannya menenun bisa menjadi alternatif untuk menopang perekonomian keluarganya, serta menunjang aktivitas keharian mereka seperti digunakan dalam acara adat, beribadah, membedong bayi, selimut, serta penutup jenazah.
Kain tenun juga memiliki nilai budaya dan historis yang tinggi, karena proses pembuatannya yang memerlukan keterampilan dan keahlian khusus serta seringkali melibatkan tradisi dan cerita rakyat yang turun temurun.