... Motif Tenun Lombok: Inspirasi dan Panduan DIY untuk Karya Sulaman Cantik

Makna dan Kecantikan Motif Tenun Lombok dalam Kerajinan Tangan dan DIY

3. Motif Batang Empat

Kain Tenun motif Empat memiliki motif garis berwarna hijau tua dan berwarna dasar hitam, Kain Tenun Batang Empat juga memiliki motif garis berwarna kuning dan berwarna dasar hitam.

Kain dengan motif batang empat biasa digunakan dalam kegiatan adat seperti dalam pelaksanaan ajen-ajen, digunakan sebagai bebengkung (sabuk) pada saat Nyongkolan dan Nyelabar yaitu mendatangi keluarga sang perempuan pada prosesi pernikahan adat Suku Sasak. Lombok.

Warna kuning melambangkan kesejukan untuk setiap orang yang meninggal. Sedangkan warna hitam melambangkan manusia yang terbuat dari tanah dan akan kembali kepada asal mula penciptaan manusia yaitu tanah. Adapun pemahaman dari berbagai informan bahwa motif batang empat ini memiliki makna menjaga persatuan antar suku (sesama manusia) karana asal mula dikatakan Batang Empet itu Batang artinya penjaga sedangkan Empet itu artinya menutup. Jadi kalau digabungkan memiliki makna manusia yang ingin selalu aman dan tentram haruslah menjaga persatuan antar sesama.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada motif Batang Empat ini merupakan kain yang pada awalnya digunakan untuk menutupi mayat. Dikarenakan kain yang diperkirakan memiliki kesejukan sehingga jenazah tersebut mendapatkan kesejukan dari kain tersebut. Akan tetapi dengan perkembangan zaman warga setempat lebih dominan menggunakannya pada saat upacara adat yang digunakan untuk para laki-laki sebagai bebengkung atau sebagai ikat pinggang pada saat upacara adat.

3. Motif Keker atau Merak

Bentuk motif keker atau merak ini meyerupai bentuk sepasang burung merak yang sedang bertengger di sebuah pohon. Seperti halnya motif yang lain, warna dasar yang biasa digunakan ialah warna warna gelap seperti biru tua atau hitam. Sedangkan warna motifnya sendiri akan menggunakan warna yang kontras dengan warna dasar seperti warna kuning cerah atau emas. Motif keker atau merak ini biasanya menutupi sebagian dari kain utama. Pola yang digunakan adalah pola berangkai dimana motif saling terhubung berarah horizontal. Prinsip pola yang diterapkan adalah prinsip pengulangan linier dimana motif mengalami pengulangan dari garis yang pasti. Isian juga ditambahkan di beberapa bagian kain dengan motif geometris untuk mengisi area kain. Motif isian tersebut merupakan gabungan motif geometris yang menyerupai bunga. Motif geometris juga terdapat pada pinggiran kain yang digunakan sebagai hiasan pinggir kain songket. Motif yang digunakan adalah motif geometris bentuk meander dan pilin serta gabungan bentuk garis yang membentuk segi tiga. Terkadang penenun akan menempatkan motif hiasan pinggir di bagian bawah atau pun samping kain.

Merak merupakan salah satu jenis burung yang sangat indah. Keindahan burung merak bisa dilihat ketika ekor burung merak sedang mekar. Hal ini akan terjadi ketika burung merak akan memasuki masa kawin. Keindahan bentuk dan warna burung merak sangat indah dengan sebuah mahkota diatas kepalanya menjadikan burung merak terlihat seperti seorang putri atau pangeran dengan gaun yang menawan. Keindahan burung merak menginspirasi masayarakat Desa Sukarara membuat songket motif keker atau merak.

Motif keker atau merak juga sering disebut sebagai motif bulan madu karena motif ini merupakan motif yang melambangkan cinta suci yang abadi. Perlambangan cinta yang abadi bagi masyarakat Desa Sukarara diungkapkan dengan motif sepasang burung merak yang sedang memadu kasih. Kain songket keker atau merak ini biasa digunakan masyarakat saat pergi ke pesta. Sebagian besar masyarakat juga percaya jika pasangan pengantin menggunakan kain ini saat prosesi adat perkawinan akan membuat hubungan cinta mereka abadi selamanya.

1. Motif Wayang

Motif wayang merupakan salah satu motif yang sudah ada sejak masa pemerintahan raja Panji Sukarara dan Dinde Terong Kuning. Motif ini terdiri dari dua bentuk manusia yang digambarkan berbentuk wayang dan diantaranya terdapat sebuah objek yang menyerupai payung. Motif wayang ini menyerupai bentuk pasangan dengan sebuah payung dalam acara nyongkolan.

Selain itu, terdapat beberapa objek geometris sebagai penghias yang mengelilingi motif utama diantaranya bentuk segitiga yang digabungkan hingga menyerupai seperti bentuk bunga. Bunga tersebut ialah bunga tanjung. Di bagian bawah kain songket juga ditambahkan dengan gabungan beberapa motif geometris yang berfungsi sebagai pembatas bagian tepi bawah kain. Pembatas kain tersebut menggunakan jenis pola pinggiran dimana motif diletakkan pada pinggir kain secara berhungan.

Warna dasar yang digunakan adalah warna gelap seperti warna merah marun. Warna motif menggunakan warna yang kontras seperti warna putih, biru muda, atau warna kuning cerah. Motif wayang termasuk ke dalam motif dekoratif dimana objek utama pada motif wayang meniru bentuk manusia yang kemudian digayakan menjadi bentuk wayang. Pola yang digunakan adalah pola tebar dimana motif diletakkan pada jarak yang teratur. Jenis motif ini juga hanya menutupi sebagian dari kain dasar. Prinsip pembuatan pola menggunakan prinsip pengulangan dan selang – seling berlawanan.

Makna simbolik yang terkandung dalam kain ini ialah manusia tidak dapat hidup sendiri, harus saling terbuka dan menghormati satu sama lain. Ajaran tersebut sangat dipengaruhi oleh Islam. Seperti halnya dalam kisah pewayangan masyarakat suku Sasak yang menceritakan tentang kisah seorang raja bijaksana yang hidup berdampingan dengan rakyatnya. Tokoh Jayangrana merupakan seorang raja Mesir yang memeluk agama Islam. Dia adalah raja yang sangat bijaksana dan terbuka. Dia selalu menghormati orang lain sehingga rakyat sangat segan kepadanya.

Motif Bereng (Hitam)

Kain tenun bereng ini dinamakan kain bereng atau hitam dikarenakan warnanya yang dominan hitam. Kain tenun Bereng merupakan kain yang tidak memiliki motif, akan tetapi pada saat dilihat dengan jarak dekat, kain bereng memiliki motif garis yang berwarna abu-abu sehingga ketika dilihat dengan jarak jauh kain ini terlihat polosan saja. Bentuk kain ini hanya menggunakan warna hitam polos digunakan oleh para orang tua dan orang yang lagi sakit sebagai selimut untuk menghangatkan badan mereka dan kain tenun bereng ini juga digunakan waktu perayaan orang menikah. Kain Bereng menyimbolkan bahwa manusia adalah ciptan Tuhan yang berasal dari tanah maka manusiapun akan kembali ke tanah juga. Pada konteks ini tanah itu disimbolkan dengan warana hitam.


Tags: tenun motif lombok

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia