Ikat Kepala Tenun Lombok - Keindahan dan Kreativitas dalam Kerajinan Sulaman Tradisional
Mengenal Lebih Dalam Mengenai Suku Bayan : Pusat Budaya Lombok Tertua
Pulau Lombok merupakan salah satu destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan. Pulau yang berada di Kepulauan Nusa Tenggara Barat, dan terletak sebelah timur Pulau Bali ini terkenal dengan jajaran pantainya yang begitu indah. Namun, selain memiliki kekayaan alam yang indah, Lombok juga kaya akan suku budaya yang masih ada sampai saat ini loh, salah satunya adalah Suku Bayan.
Suku Bayan ini merupakan pusat budaya Lombok yang tertua, dan terletak di Kabupaten Lombok Utara. Suku ini masih melestarikan adat istiadat dari nenek moyangnya, baik dari struktur bangunan rumah, pakaian sehari-hari, sampai berbagai upacara adat masih mereka pertahankan hingga saat ini. Meskipun demikian, hal tersebut tidak membuat Suku Bayan menutup diri dari dunia luar.
Jika Anda berkunjung ke Pulau Lombok, Anda bisa mampir ke daerah Lombok Utara, Kecamatan Bayan, tempat Suku Bayan berada. Anda bisa menambah informasi dan belajar mengenai warisan budaya nenek moyang disana.
Motif Kain Tenun Sumba, NTT
Bagi masyarakat Sumba, kain tenun memiliki multi fungsi. Kain tenun dapat berfungsi sebagai alat tukar, hadiah, mas kawin, harta benda, membungkus bayi yang baru lahir maupun membungkus jenazah.
Marie Jeanne Adams penulis buku ‘Decorative Arts of Sumba’ mengemukakan, bahwa secara umum, motif dan ragam hias kain tenun Sumba cenderung berukuran besar-besar. Meskipun begitu, terdapat perbedaan motif yang cukup signifikan pada kain tenun Sumba Barat dan Sumba Timur.
Kain tenun Sumba Timur mencerminkan kemeriahan, kaya dan beragam dengan ornamen dekoratif margasatwa yang tampak realistis. Sedangkan kain tenun Sumba Barat mencerminkan kesederhanaan yang dihiasi dengan garis-garis halus indigo. Permukaannya polos tanpa ornamen, hanya di bagian bawah dan atas terdapat hiasan simetris atau figur hewan.
Di Sumba Timur, sentra kain tenun diantaranya terdapat di Waingapu, Kanatang, Kambera, Rindi. Sementara di Sumba Barat, sentra tenun antara lain terdapat di Kodi, Waikabubak, Wanokaka dan Lamboya.
Berikut beberapa motif kain tenun dari Sumba:
Motif Kaliuda
Motif Andungu
Motif Kurangu
Motif Mamuli
Tentang Suku Sasak di Lombok
Saat berlibur ke Lombok, kamu akan mudah menemukan masyarakat asli Suku Sasak di Desa Sasak Sade. Desa ini berada di Lombok Tengah dan jaraknya tidak terlalu jauh dari Bandara Internasional Lombok, mengarah ke Kuta Mandalika. Di Desa Sasak Sade bukan hanya bisa melihat langsung budaya dan adat Suku Sasak, melainkan kamu bisa belajar banyak hal tentang Sasak Lombok.
Desa Sasak Sade sangat terbuka terhadap turis baik itu lokal maupun mancanegara. Berkunjung ke desa ini, kamu dapat mengetahui lebih dalam tentang budaya Sasak yang tak pernah berhenti dilestarikan dan dipromosikan sebagai budaya asli di Indonesia.
Perempuan asli Suku Sasak wajib bisa membuat tenun. Mereka sudah diajarkan untuk menenun sejak masih anak-anak. Bagi perempuan Sasak, belum boleh menikah jika belum bisa membuat tenun. Itu mengapa tradisi tenun dari Lombok, khususnya Desa Sasak Sade masih terus dilestarikan. Mereka tak segan untuk memperkenalkan tenun khas Lombok kepada wisatawan.
Ketika mengeksplor Desa Sasak Sade, kamu bisa melihat langsung bagaimana proses pembuatan tenun mulai dari tenun selendang, sampai songket. Bagi wisatawan, bisa juga mencoba belajar membuat tenun yang akan dipandu langsung oleh penenun asli Suku Sasak. Proses pembuatan tenun mulai dari 1 minggu sampai 1 bulan tergantung tingkat kesulitan dari tenun itu sendiri.
Uniknya lagi, setiap wisatawan diizinkan untuk memakai baju adat Lombok sebagai properti untuk berfoto. Bagi laki-laki, akan dibantu untuk menggunakan Pegon, dan bagi perempuan dibantu untuk menggunakan Lambung. Dengan begitu, kamu bisa lebih memahami proses pemakaian baju adat dari Suku Sasak.
Sudah tidak mengherankan mengapa Lombok sangat menarik untuk dikunjungi. Terlebih jika kamu suka wisata budaya. Lombok adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi. Mengenal budaya Sasak dan menggunakan pakaian adatnya, merupakan bentuk penghormatan terhadap budaya yang sudah ada sejak dulu. Yuk, wisata ke Desa Sasak Sade, dan pakai pakaian adat Suku Sasak!
Pakaian Adat Suku Sasak
Itulah sekilas tentang adat Lombok yang perlu diketahui. Setiap suku dan budaya, tentu memiliki pakaian adat masing-masing dengan keunikan yang dimiliki. Begitupun dengan Suku Sasak di Lombok. Tenun dan songket tak pernah lepas dari budaya masyarakat Suku Sasak. Jika kamu penasaran dengan budaya di Lombok, yuk ketahui pakaian adat Lombok!
1. Pegon untuk Laki-Laki
Pakaian adat Suku Sasak Lombok untuk laki-laki, dikenal dengan nama Pegon. Baju adat ini merupakan hasil adaptasi antara budaya Jawa dan Eropa yang kemudian dibawa ke wilayah Nusa Tenggara Barat. Pegon sering digunakan saat upacara adat besar, sehingga disebut juga sebagai sebuah kebesaran dan keagungan bagi masyarakat Suku Sasak.
Inilah komponen pakaian adat bagi laki-laki Suku Sasak :
- Sapuq : Ikat kepala yang terbuat dari songket khas Lombok. Sapuq menjadi pelindung kepala yang menutupi bagian ubun-ubun. Motif sapuq dan songket yang menjadi bawahan harus sama. Penggunaan sapuq dimaksudkan untuk menjaga pikiran dari hal-hal yang tidak baik.
- Leang : Kain yang menutupi bagian luar pakaian. Leang biasanya dipasangkan dengan kain yang dipakai di bagian dalam, atau biasa disebut slewoq. Kain ini terbuat dari songket yang pada bagian depan dibentuk dengan pola khas Suku Sasak, bagian ujungnya dibiarkan menjulur ke bawah sebagai simbol kerendahan hati.
- Selepan : Senjata tajam yang di selipkan ke dalam leang.
- Pegon : Jas khas Suku Sasak yang menutupi bagian punggung. Kemudian di bagian depan dikancingkan secara penuh, kecuali kancing paling bawah. Menandakan keagungan seorang pria dan kesopanan terhadap sesame.
- Slewoq : Kain yang diikat pada bagian pinggang dan digulung seperti sarung. Bagian ujungnya dibuat melancip dan terlipat seperti kipas.
Tags: tenun ikat lombok