Ikat Kepala Tenun Lombok - Keindahan dan Kreativitas dalam Kerajinan Sulaman Tradisional
Keahlian Menenun Diteruskan Turun-Menurun
Foto: Merah Putih
Keahlian menenun para penenun di Lombok ini didapatkan secara turun-temurun, yakni dari orangtua atau kakek-nenek mereka. Wajib bagi generasi selanjutnya untuk meneruskan estafet kemampuan menenun, karena ini bagian dari adat istiadat suku di Lombok juga, yaitu Suku Sasak.
Masyarakat Sasak, khususnya kaum perempuannya, banyak yang ahli menenun. Mereka wajib menerima ajaran ini sejak masih anak-anak. Bahkan ada aturan adat yang menyebutkan bahwa seorang perempuan Sasak harus berhasil menenun setidakynya 3 kain sebagai syarat menikah. Jika belum berhasil, artinya mereka belum mampu untuk berumahtangga.
Kemampuan ini diajarkan kepada para perempuan Suku Sasak juga dengan maksud agar mereka tidak pergi jauh dari lingkungan sukunya. Dengan demikian, keahliannya menenun bisa menjadi alternatif untuk menopang perekonomian keluarganya, serta menunjang aktivitas keharian mereka seperti digunakan dalam acara adat, beribadah, membedong bayi, selimut, serta penutup jenazah.
Pakaian Adat Suku Bayan
Tenun Bayan adalah nama dari pakaian adat masyarakat Bayan. Kain tenun yang digunakan merupakan kain tenun asli buatan masyarakat setempat, yang biasa disebut dengan kain sesekan. Nah, kain sesekan ini terdapat bermacam-macam jenisnya sesuai dengan penggunaannya.
Misalnya kain tenun Londong Abang, kain ini biasanya dipakai oleh Kyai Adat Bayan, wanita Bayan yang berasal dari keluarga bangsawan, dan keturunan Kyai Adat Bayan.
Kain Londong Abang ini memiliki motif ornamen garis berwarna hitam dan kuning dengan warna dasar merah muda. Selain itu, masih banyak lagi jenis-jenis kain sesekan lainnya dengan total kurang lebih 13 jenis kain. Suku ini biasanya menggunakan pakaian adat saat melaksanakan upacara-upacara adat.
Pada kaum wanita menggunakan Jong sebagai penutup kepala, Londong Abang sebagai kain, Rejasa sebagai ikat pinggang, dan Sampur Rujak Belimbing sebagai selendang. Sedangkan pada kaum pria, mereka menggunakan Sapuk sebagai ikat kepala, Londong Abang sebagai kain, Rejasa sebagai ikat pinggang, dan Kombong Abang sebagai selendangnya.
Sampai saat ini masyarakat Bayan masih menggunakan Tenun Bayan saat melaksanakan upacara adat. Bahkan komoditas penenun Bayan sampai sekarang masih aktif memproduksi kain sesekan ini.
Tags: tenun ikat lombok