Kerajinan Kalimantan Selatan - Kesenian Menyulam dan Kerajinan DIY
Baca Juga : Baayun Maulid. Memahami Budaya Banjar di Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru
Ibu Siti Mariyana kemudian mengajak saya masuk dan melihat beberapa koleksi barang jadi yang ada di rak-rak rumahnya. Di sini Ibu Siti Mariyana sudah memilah dan memisah-misahkan berbagai jenis dan rupa tas purun sesuai dengan kepemilikannya. Sebagian besar yang saya lihat adalah tas anyaman dengan berlembar-lembar purun yang sudah diwarna. Ada juga yang sudah dimodifikasi dengan sulam pita, macrame, lembaran semi kulit yang biasanya dijadikan border tas atau tali pegangan tas, dan lain-lain.
“Biar ulun (saya) tak bingung dalam menghitung Bu,” begitu jawaban Ibu Siti Mariyana saat saya bertanya tentang ratusan tas anyam yang berjejer manis di lantai. “Yang ini pesanan A, yang sebelah sini pesanan si B, dan yang ini orderan si C. Jadi selalu tahu mana yang kurang. Mana yang harus segera diselesaikan” lanjutnya rinci dengan rasa bangga.
Saya mengangguk takzim. Administrasi sederhana yang memperlihatkan bahwa perajin sekelas merekapun punya sistem bekerja yang layak dapat pujian. Saya pun langsung melengkapi kekaguman ini saat Ibu Siti Mariyana menunjukkan sebuah buku kecil, catatan sederhana dengan tulisan tangan, yang berisikan nama pembuat, jumlah setoran dan tanggal saat si pembuat menyerahkan pesanan yang sudah diamanahkan oleh beliau. Dari buku inilah kemudian Ibu Siti Mariyana tahu berapa besar hak dan pendapatan seorang penganyam untuk apa yang sudah dikerjakannya.
“Untuk mengenali jenis pekerjaannya bagaimana Bu?” pertanyaan menggelitik dari saya ini langsung di jawab lancar.
“Ulun kasih judul aja Bu. Misal, pesanan A, lalu ada keterangan jumlah dan kapan harus selesai.”
Saya tersenyum mahfum. Untuk sebatas ini, mungkin cukup untuk kelompok kerja mereka yang masih tradisional. Sembari sedikit mengintip, saya melihat berlembar-lembar pesanan/pekerjaan yang sudah diterima oleh Al-Firdaus. Saya mendadak berhitung cepat. Untuk pesanan 1.000bh misalnya. Jika dijual seharga Rp10.000,00, maka pendapatan total mereka mencapai Rp10.000.000,00. Dibagi lima orang pengayam, maka setiap dari mereka akan menerima Rp2.000.000,00. Dengan catatan bahwa setiap pekerja menghasilkan 200bh.
Kerajinan Tangan Kalimantan Selatan #6 yang paling diminati
Kerajinan Tangan – apa kabar para sahabat HATMA. NET, mudah – mudahan kita semua selalu disehatkan badan agar selalu bisa beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan selalu dilimpahkan rahmat dan dilancarkan rezeki oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Indonesia selalu menghadirkan kebiasaan, kebudayaan, ciri khas, alam, dan kerajinan – kerajinan yang sangat unik. Sampai – sampai kalau masalah kebudayaan dan keseniannya, semua mata tertuju pada negara kita yaitu Indonesia.
Tak hanya kebudayaan dan keindahan alam, bahkan hasil alam pun dapat digunakan dan dirubah menjadi berbagai macam kerajinan. Kerajinan tersebut bisa dijadikan sebagai benda yang dapat dipakai seperti piring, gelas, dan lemari. Ada juga dibuat sebagai hiasan dinding, hiasan lemari, dan lain sebagainya.
Selanjutnya kita membahas kerajinan tangan yang berasal dari Kalimantan Selatan. Selain terkenal dengan sebutannya disalah satu kota yaitu Banjarmasin, yang dikenal dengan sebutan dengan Kota Seribu Sungai, masyarakat Banjar juga memanfaatkan sebagian kekayaan alam untuk membuat kerajinan tangan.
Tags: kerajinan kalimantan