... Panduan Model Baju Tenun Sulawesi Tenggara untuk Kerajinan Tangan DIY

"Ragam Model Baju Tenun Sulawesi Tenggara - Eksplorasi Budaya dan Elegansi"

Jenis Sarung Buton

Ada tiga jenis utama sarung Buton, yakni, sarung Bhia wolio, katambha gawu, dan bhetano katambha mpuu.

  • Bhia wolio merupakan sarung yang bisa dipakai pria dan wanita dalam acara keagamaan dan acara sosial.
  • Bhetano katamba mpuu merupakan Kain sarung tenun buton yang hanya dipakai untuk kaum perempuan. motif sarung untuk perempuan, pada bagian atasnya yang dipakai hingga menutupi dada, tidak ada motif atau polos
  • Katambha gawu merupakan kain sarung tenun buton yang hanya bisa dipakai oleh kaum laki-laki . Pada sarung laki-laki ada motif yang membedakan di bagian atas. Ada jahitan berbentuk motif kotak-kotak yang pengrajin tenun menyebutnya dengan istilah kepala.

Menurut penuturan pengrajin lokal, menenun sarung untuk dipakai kaum laki-laki, lebih sulit dibanding wanita. Hal ini karena pada sarung laki-laki, memiliki motif kotak-kotak pada bagian kepala.

Pakaian Adat Muna Sulawesi Tenggara.

Suku Muna merupakan salah satu suku yang memiliki populasi cukup besar di Sulawesi yaitu sekitar 19%. Suku Muna banyak menempati Kabupaten Muna di Sulawesi Tenggara. Sama halnya seperti suku yang lainnya, suku Muna juga memiliki pakaian yang menjadi ciri khas suku ini.

Baju Adat Muna Sulawesi Tenggara terdiri atas pakaian khusus pria dan baju untuk wanita. Untuk pakaian pria biasanya mereka menggunakan bhatu (baju), bheta (sarung), sala (celana), dan songko (kopiah) atau yang biasanya digantikan dengan kampurui (ikat kepala).

Serangkaian pakaian tersebut adalah yang dipakai sehari-hari oleh para pria suku Muna. Kebanyakan bhatu atau baju yang digunakan oleh suku Muna ialah baju lengan pendek berwarna putih. Tak lupa ikat kepala berbahan kain dengan corak batik.

Bawahan yang digunakan dalah sarung berwarna merah dengan corak geometris horizontal. Ditambah dengan ikat pinggang berwarna kuning yang terbuat dari logam. Fungsi dari ikat pinggang ini adalah untuk penguat sarung dan juga sebagai tempat menyelipkan senjata.

Sedangkan baju adat Sulawesi Tenggara untuk wanita suku Muna, biasanya mereka memakai bhadu, bheta, dan simpulan kagogo. Baju yang digunakan bervariasi, ada yang lengan pendek dan ada pula yang lengan panjang. Bahan baju yang digunakan ialah bahan satin berwarna biru ataupun merah.

Untuk wanita muda biasanya menggunakan kuta kutango atau baju lengan pendek dengan sarung motif geometris berwarna hitam, biru, coklat, merah, atau warna gelap lainnya. Sedangkan untuk aksesoris yang digunakan biasanya adalah gelang emas maupun gelang logam warna putih dan kuning pada kaki para wanita. Hal tersebut merupakan salah satu aksesoris yang wajib ada dalam baju Sulawesi Barat.

Pakaian adat Sulawesi Tenggara masih tetap dipakai dan dikenakan oleh masyarakat setiap suku di Sulawesi. Hal ini menunjukan cara yang terbaik untuk mempertahankan warisan budaya. Walaupun penggunaannya untuk saat ini hanya pada saat upacara adat seperti acara perinikahan, hal tersebut menjadi bukti kecintaan masayarakat Sulawesi terhadap suku dan budayanya.

Baju Adat Suku Muna

Terakhir, ada Suku Muna yang nama sukunya diambil dari kata wuna.

Kata wuna sendiri memiliki arti bunga dalam bahasa Sulawesi. Busana adat dari suku ini terbilang sederhana.

Baju adat yang dikenakan pria Suku Muna merupakan baju yang mirip dengan jas berwarna hitam.

Bagian kepala ditutupi dengan ikat kepala serta bagian pinggang yang juga dililitkan selembar kain sarung.

Wanita Suku Muna mengenakan celana panjang dengan rok hitam dibagian luarnya serta baju yang berwarna cerah.

Tak lupa pada bagian kepala dihiasi dengan ikat kepala semacam bandana atau bando.

Demikian penjelasan kami mengenai Pakaian Adat Sulawesi Tenggara. Semoga bermanfaat dan terimakasih.

Originally posted 2020-12-29 01:00:28.

Pakaian Adat Buton untuk Laki-laki

Pakaian adat Buton pada dasarnya hanya terdiri atas ikat kepala serta sarung berwarna biru . Namun, seiring perkembangan, warna pada pakaian tradisional Suku Buton bisa bermacam-macam. Ciri khas yang mudah dikenali adalah terdapat rumbai dari manik-manik pada bagian ikat pinggang atau kobekena tanga serta ikat kepala berupa kain yang dilipat-lipat.

Pakaian adat Suku Buton yang digunakan oleh laki-laki sebenarnya tidak hanya satu macam. Ketika seorang anak laki-laki Suku Buton dikhitan, dia akan mengenakan pakaian bernama baju Ajo Tandaki. Begitu pun saat laki-laki Suku Buton akan memasuki kehidupan pernikahan.

Baju Ajo Tandaki khas dengan corak hitam yang dipakai dengan cara dililitkan ke tubuh pemakainya, mirip dengan baju ihram saat berhaji. Saat memakai baju ini, terdapat aksesori pelengkap berupa tandaki atau sejenis mahkota, ikat pinggang dan keris.

Selain Ajo Tandaki, ada juga Ajo Bantea. Pakaian ini khusus digunakan oleh putra bangsawan yang belum memangku sebuah jabatan khusus di Kesultanan Buton. Baju Ajo Bantea terdiri atas celana panjang atau sala arabu yang ditambah kampurui bewe patawala dan keris, serta sarung.

Baju tradisional Suku Buton bagi laki-laki selanjutnya bernama baju Balahadada. Baju adat ini berwarna hitam yang melambangkan keterbukaan para pejabat terkait dengan kebenaran serta kesejahteraan. Hal ini dibuktikan dengan pengambilan keputusan secara musyawarah dan kesepakatan.

Baju Balahadada dipakai bersamaan dengan celana, sarung, destar atau ikat kepala, ikat pinggang dan bio ogena atau sarung besar. Ia juga dilengkapi dengan aksesori berupa hiasan yang disimpan di bagian pinggang bernama pasamani.

Pakaian Adat Sulawesi Tenggara – Adat Buton

Pakaian adat Buton menjadi salah satu produk budaya kebanggaan masyarakat Suku Buton yang ada di Sulawesi Tenggara. Pada umumnya baju tradisional dari Buton ini memiliki dua warna, yaitu hitam dan putih. Walau pada perkembangannya, warna-warna tersebut berkembang dan menjadi sangat bervariasi.

Baju adat Suku Buton memiliki warna senada untuk satu pasangnya. Baju bawahan dan atasan punya warna serta motif yang sama. Warna pada baju Buton mengandung makna yang berhubungan dengan proses antara kejadian alam dan manusia dan penggolongan status di masyarakat.

Selain itu, aksesori pelengkap dari segi jumlah, bentuk dan warna juga bisa menjadi penanda status seseorang. Secara umum, pakaian adat Suku Buton dibedakan menjadi pakaian untuk laki-laki dan perempuan. Pakaian-pakaian tersebut dibagi lagi sesuai kebutuhan. Apa saja kebutuhan yang dimaksud? Berikut ulasannya untuk Anda!


Tags: tenun baju model tenggara lawe

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia