Makna dan Keindahan Motif Kain Tenun Buton dalam Kerajinan Jarum dan DIY
Jenis Sarung Buton
Ada tiga jenis utama sarung Buton, yakni, sarung Bhia wolio, katambha gawu, dan bhetano katambha mpuu.
- Bhia wolio merupakan sarung yang bisa dipakai pria dan wanita dalam acara keagamaan dan acara sosial.
- Bhetano katamba mpuu merupakan Kain sarung tenun buton yang hanya dipakai untuk kaum perempuan. motif sarung untuk perempuan, pada bagian atasnya yang dipakai hingga menutupi dada, tidak ada motif atau polos
- Katambha gawu merupakan kain sarung tenun buton yang hanya bisa dipakai oleh kaum laki-laki . Pada sarung laki-laki ada motif yang membedakan di bagian atas. Ada jahitan berbentuk motif kotak-kotak yang pengrajin tenun menyebutnya dengan istilah kepala.
Menurut penuturan pengrajin lokal, menenun sarung untuk dipakai kaum laki-laki, lebih sulit dibanding wanita. Hal ini karena pada sarung laki-laki, memiliki motif kotak-kotak pada bagian kepala.

Mengenal Nilai Filosofis Kain Tenun Khas Kabupaten Buton Tengah
Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu daerah yang terletak di Pulau Sulawesi. Provinsi ini juga menjadi salah satu penghasil nikel di Indonesia yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Sulawesi Tenggara. Selain itu, Sulawesi Tenggara juga memiliki berbagai keanekaragaman hayati yang menjadi khas Provinsi ini, misalnya anoa.
Daerah yang sering disebut Bumi Anoa ini memiliki berbagai ragam kesenian khas daerahnya. Salah satunya kain dalam bentuk tenunan khas Kabupaten Buton Tengah. Daerah ini terkenal akan kain tenunnya yang begitu cantik dengan paduan desain yang menggambarkan keadaan alam serta sosialnya.
Beberapa kelompok tenunan yang karyanya diikutkan dalam pameran KryaNusa adalah kelompok tenun Singgasana, Niralako, Gumanano, Mehuhi dan Wanbulolijaya. Kelompok tenun ini menciptakan tenunan khas Buton Tengah yang memiliki motif dengan nilai filosofi yang tinggi. Berikut penjelasan Aeni, terkait beberapa kain tenun Buton Tengah yang sarat akan makna.
Ilustrasi pembuatan kain tenun (Sumber foto: Disparsultra.id)

7 Motif Kain Tenun Sumba, Apa yang Membuatnya Spesial?
Motif kain tenun jadi salah satu identitas suatu daerah di Indonesia karena keberagamannya dan nilai yang diusungnya.
Salah satu daerah di Indonesia bagian timur tepatnya di provinsi Nusa Tenggara Timur yang memiliki motif kain tenun yang khas adalah pulau Sumba.
Dengan Pulau Sumba yang semakin diminati sebagai tujuan wisata oleh turis lokal maupun mancanegara, eksistensi kain tenun Sumba pun semakin dicari karena dianggap spesial dari segi motif, cara pembuatan, hingga nilai spiritualnya!
Namun sebelum berminat untuk memiliki kain tenun Sumba, ada beberapa informasi menarik yang perlu kamu tahu tentang mahakarya tersebut.
Table of Contents

7 Motif Kain Tenun Sumba
Nah untuk tahu lebih lanjut tentang jenis dan makna dari kain tenun Sumba, simak penjelasannya di bawah ini ya!
1. Kain Sumba Motif Ayam
Kain khas Sumba motif ayam (source: wangapuantikstore)
Motif ayam di kain satu ini berasal dari Kabupaten Sumba Timur.
Motif ayam yang lebih tepatnya ayam jantan ini memiliki makna kesadaran (karena ayam selalu berkokok setiap pagi untuk membangunkan manusia), kehidupan, serta pemimpin yang bersifat melindungi.
Biasanya kain tenun motif ayam ini dapat kalian temui di pasar tradisional Sumba Timur dengan harga sekitar 1,6 juta Rupiah.
2. Kain Sumba Motif Kuda
Kain khas Sumba motif Kuda (source: gpwisataindonesia)
Kain motif kuda berasal dari Kabupaten Sumba Timur yang melambangkan kejantanan, kebesaran, keberanian, ketangkasan, kebanggan, dan status sosial.
Motif satu ini jadi salah satu yang paling banyak diminati karena kuda jadi salah satu hewan yang paling sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai kendaraan.
Kain tenun motif kuda ini juga bisa kalian dapatkan di pasar tradisional di Sumba dengan harga sekitar 5 juta Rupiah.
3. Kain Sumba Motif Rusa
Kain Sumba motif rusa (source: Kementerian LHK)
Berasal dari Kabupaten Sumba Timur, kemegahan tanduk rusa dalam motif ini melambangkan kebijaksanaan pemimpin yang memperhatikan kehidupan masyarakat yang dipimpinnya.
Rusa yang melepaskan diri dari kepungan manusia melambangkan keberanian pemimpin untuk bertindak dan bijaksana dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Motif Daun Kelor
Daun Kelor merupakan salah satu tumbuhan yang banyak digunakan oleh masyarakat sebagai sayuran. Selain itu, daun kelor digunakan sebagai pewarna alami dan inspirasi desain motif tenunan, hal inilah yang dilakukan oleh penenun Buton Tengah.
Kebanyakan masyarakat Kabupaten Buton Tengah biasanya menggunakan daun kelor sebagai sayuran yang dipercaya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Saking banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi tumbuhan ini, akhirnya oleh para penenun dijadikan sebuah motif tenunan.
Itulah beberapa kain yang memiliki nilai filosofis yang tinggi dan sangat bermakna bagi masyarakat Buton Tengah. Kain-kain tersebut dipasarkan dengan harga yang bervariasi, mulai dari harga Rp400.000,00 hingga Rp950.000,00.
Aeni juga menjelaskan, penentuan harga ini didasarkan pada tingkat kerumitan motif dan juga bahan yang digunakan. Biasanya para penenun menggunakan kain dari bahan ekstra dan juga bahan katun yang tidak membuat penggunanya merasa gerah.
Editor: M R Purboyo

Tags: tenun motif