... 7 Motif Kain Tenun Toraja Terpopuler untuk Proyek Kerajinan Tangan DIY

"Keindahan Motif Kain Tenun Toraja - Mempersembahkan Warisan Budaya yang Tak Tergantikan"

Mengulas Sejarah Kain Tenun Toraja dan Perkembangannya Hingga Kini

TONDOK TORAYA - Sejarah kain tenun Toraja, menarik untuk kita bahas. Kain tradisional dari seluruh penjuru tanah air, memang selalu memiliki cerita atau filosofinya masing-masing. Makna yang ada di setiap motif kainnya pun beragam.


Tak hanya sebagai identitas serta keunikan sebuah daerah, kain tradisional biasanya juga dipakai ketika acara-acara penting. Seperti upacara keagamaan, ritual adat, dan masih banyak lagi. Tak terkecuali dengan kain tenun buatan asli Suku Toraja.

Ciri Khas Tenun Gringsing

Sebagai catatan, menurut para ahli kain dan tekstil dunia, Kain tenun Gringsing termasuk kain tenun yang langka. Hanya ada 3 tempat di dunia ini yang mengusai teknik menenun Gringsing, yaitu India, jepang, dan Tenganan (Indonesia).

Seorang pakar kain bernama Urs Ramseyer (1984) yang menulis buku berjudul Clothing, Ritual and Society in Tenganan Pegeringsingan Bali, menduga bahwa masyarakat Tenganan adalah merupakan imigran dari India kuno karena juga penganut Dewa Indra.

Para imigran tersebut kemungkinan membawa teknik dobel ikat melalui pelayaran dari Orrisa atau Andhra Pradesh, kemudian mengembangkannya secara independen di Tenganan. Adapun kemungkinan lainnya adalah, para imigran tersebut menguraikan kutipan-kutipan dari beberapa jenis tenun patola untuk dikembangkan di Nusantara.

Kain Tenun Gringsing adalah satu-satunya kain tenun tradisional Indonesia yang dibuat menggunakan teknik teknik dobel ikat. Proses pembuatannya memerlukan waktu 2-5 tahun, bahkan ada yang 10 th. Umumnya, masyarakat Tenganan memiliki kain gringsing berusia ratusan tahun yang digunakan dalam upacara khusus.

Kata Gringsing berasal dari kata ‘gring’ yang artinya ‘sakit’ dan ‘sing’ yang artinya ‘tidak’. Sehingga bila keduanya digabungkan artinya menjadi ‘tidak sakit’. Oleh karena itu Kain tenun Gringsing diyakini mempunyai kekuatan mistis sebagai penolak bala.

Sebagai catatan, di Bali, berbagai upacara seperti upacara potong gigi, pernikahan, dan upacara keagamaan lainnya dilakukan dengan bersandar pada kekuatan Kain Tenun Gringsing ini.

Ragam Motif Tenun Gringsing

Motif kain gringsing hanya menggunakan tiga warna yang disebut tridatu. Pewarna alami yang digunakan dalam pembuatan motif kain gringsing adalah ‘babakan’ (kelopak pohon) Kepundung putih (Baccaurea racemosa) yang dicampur dengan kulit akar mengkudu (Morinda citrifolia) sebagai warna merah, minyak buah kemiri berusia tua (± 1 tahun) yang dicampur dengan air serbuk/abu kayu sebagai warna kuning, dan pohon Taum untuk warna hitam.

Proses penataan benang, pengikatan, dan pewarnaan dilakukan pada sisi lungsi dan pakan, sehingga teknik tersebut disebut dobel ikat. Pada teknik tenun ikat biasa, umumnya hanya sisi pakan yang diberi motif, sedangkan sisi lungsi hanya berupa benang polos, atau sebaliknya.

1.Batun Tuung
Digambarkan sebagai biji terung dengan ukuran tidak besar. Digunakan sebagai senteng /selendang pada wanita dan sabuk/ikat pinggang tubumuhan pada pria. Motif ini dikabarkan hampir punah.

2.Cecempakaan
Digambarkan sebagai bunga cempaka. Digunakan sebagai busana adat dan upacara keagamaan. Adapun yang temasuk Gringsing Cecempakaan adalah Cecempakaan Putri, Geringsing Cecempakaan Pat Likur (ukuran 24 benang) dan Cecempakaan Petang Dasa (ukuran empat puluh).

3.Cemplong
Digambarkan sebagai bunga besar di antara bunga-bunga kecil sehingga terlihat ada kekosongan antara bunga yang menjadi cemplong. Gringsing Cemplong digunakan sebagai busana adat dan upacara keagamaan.

Jenis Gringsing Cemplong meliputi: senteng/anteng (busana di pinggang wanita), ukuran Pat Likur (24 benang) dan ukuran Petang Dasa (40 benang). Motif ini hampir punah.

4.Gringsing Isi
Digambarkan sebagai motif yang semuanya berisi/penuh. Tidak ada bagian kain yang kosong. Motif ini digunakan hanya untuk sarana upacara. Hanya terdapat dalam satu ukuran, yaitu ukuran Pat Likur (24 benang).

4.Lubeng
Digambarkan sebagai hewan kalajengking. Digunakan sebagai busana adat dan upacara keagamaan. Motif Lubeng meliputi: Lubeng Luhur, yang berukuran paling panjang. Digambarkan sebagai tiga bunga berbentuk kalajengking yang masih utuh

Harga Jual Tenun Troso

Satu lembar Kain Tenun Troso harganya bervariasi dari mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Untuk tenunan jenis katun dibanderol mulai Rp 135.000 sampai Rp 500.000 rupiah per lembarnya, Sedangkan untuk jenis kain sutra dibanderol paling murah Rp 500.000 sampai paling mahal Rp 3.000.000 per lembarnya.

Tentu saja harga kemeja yang sudah jadi lebih mahal dari harga kainnya. Jauh lebih mahal daripada harga kain Batik Cap. Harga tersebut tergolong wajar mengingat Kain Tenun Troso dibuat meggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dan tenaga manusia. Harga kemejanya yang sudah jadi tentu saja lebih mahal daripada harga bahannya.

Kain tenun troso jepara

Perkembangan penjualan Kain Tenun Troso pun kian hari kian ramai. Pelaku perdagangan kain tenun ini pun bukan hanya berasal dari penduduk lokal Jepara saja, namun juga dari berbagai daerah. Tingginya permintaan konsumen dan besarnya pasar mengakibatkan harga jual Kain Tenun Troso relatif stabil dan menggembirakan.

Tingginya permintaan konsumen ini meluas bahkan sampai ke manca negara akibat maraknya penggunaan social media dan media informasi lainnya. Apalagi saat ini ditunjang dengan perdagangan secara online dari berbagai situs jual beli. Semua hal tersebut memacu kegairahan pasar, baik bagi produsen, konsumen dan penjual semua diuntungkan.

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan mengenai Kain Tenun Troso, semoga dapat sedikit membantu Anda yang ingin mengetahuinya. Akhir kata, semoga kesehatan dan kesuksesan selalu menaungi Anda.


Tags: tenun motif toraja

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia