... Segala yang Perlu Anda Ketahui tentang Motif Tenun Bima: Panduan dan Ide DIY!

Motif Tenun Bima - Keindahan Budaya dalam Karya Jarum dan DIY

Sejarah Batik di Nusa Tenggara Barat

Meski demikian, ada keyakinan tentang jejak budaya membatik dari Kerajaan Majapahit (Jawa). Saat Majapahit mendatangi kawasan Kerajaan Selaparang di Nusa Tenggara, batik menjadi salah satu pertukaran budaya di masyarakat lokal.

Sisa-sisa budaya membatik tampak pada model ikat kepala sapuq (sapuk atau udeng NTB) yang umumnya dari kain batik. Selain itu sebagian perempuan suku di NTB mengenakan pakaian adat untuk keluar rumah seperti sinjang (kain panjang) dari batik lasem Rembang maupun selendang.

Bagi masyarakat Nusa Tenggara sendiri, kegiatan menenun lebih berkembang dan secara tradisi lebih dominan dilakukan dibandingkan membatik. Namun demikian, saat batik mulai berkembang lagi di wilayah ini, teknik yang digunakan untuk membuat batik pun terlihat unik.

Misalnya, teknik melepas lilin yang menggunakan besi panas, meskipun ada juga yang memakai teknik perendaman yang lazim di Jawa. Selain itu, perajin batik NTB secara kreatif menggabungkan teknik tenun dan membatik dalam menghasilkan selembar kain bermotif.

Muna (Menenun)

Dok. Pribadi/Ayu Mara Qonita

Hasil tenunan ini memiliki motif serta warna yang bermacam dan semakin sulit motif atau semakin bagus kualitas benang yang digunakan, maka semakin mahal juga harganya. Contohnya seperti kain Weri yang digunakan oleh laki-laki dengan cara mengikatkannya di bagian pinggang. Namun, harga yang diberikan itu setara dengan kualitas kain tenunnya.

Sebagai salah satu produk yang unik, sambolo merupakan pelengkap pakaian adat Bima yang berupa ikat kepala dari kain tenun. Di UKM, umumnya sambolo yang dibuat dari kain khusus dijual dengan harga Rp60.000 sampai Rp150.000, sedangkan untuk harga sarung berkisar Rp200.000 hingga Rp2.000.000, tergantung jenis dan bahan kain.

Sebagai daerah yang terdapat banyak pengrajin tenun, tidak jarang Kota Bima menjadi tujuan para wisatawan untuk lebih mengenal salah satu budaya Bima ini. Para wisatawan tidak hanya dapat menyaksikan pembuatan kain tenun dari proses awal, bahkan mereka juga dapat ikut serta dalam pembuatannya.

Untuk lokasinya sendiri, di wilayah timur kota Bima terdapat kelurahan-kelurahan penghasil kain tenun Bima asli lainnya seperti kelurahan Ntobo, Rabadompu Barat, Rabadompu Timur, Rite, Penanae, dan Nitu. Sedangkan di Kecamatan Raba atau di Kecamatan Rasanae Timur, penghasil kain tenun dapat dijumpai di kelurahan Lelamase, Oi Fo'o, Kumbe, dan Nungga.

Selain itu, kelurahan-kelurahan tersebut terletak di pinggiran kota yang masih asri dan kental dengan nuansa pedesaannya. Sangat disayangkan apabila mengunjungi Kota Bima tanpa singgah di tempat wisata tenun tersebut.

Ciri Khas Batik Sasambo NTB

  • Umumnya corak batik sasambo menggambarkan kehidupan masyarakat setempat. Seperti, tradisi, adat-istiadat, dan budaya etnis.
  • Ragam corak dan motif juga mengambil inspirasi dari alam sekitar, yakni flora dan fauna khas NTB.
  • Setidaknya terdapat empat motif utama pada batik sasambo. Yaitu, motif sasambo, mada sahe, kakando, dan uma lengge. Motif-motif utama itu merupakan corak utama yang kemudian akan dihiasi dengan motif pengisi yang khas dari masing-masing suku.
  • Warna batik khas NTB biasanya berwarna cerah dan berani. Misalnya, warna merah, kuning, biru, dan hijau.
  • Setiap etnis memiliki identitas pembeda yang terlihat dari corak yang dominan dipakai. Masyarakat Lombok memilih tema kesenian, bangunan, dan alam (bunga, dedaunan). Sementara masyarakat Pulau Sumbawa mengangkat tema terkait budaya daerah dan kehidupan suku setempat .
  • Harga jual batik tergantung teknik pembuatan, keunikan, estetika, kualitas kain, dan durasi pembuatan. Batik buatan tangan tentu lebih mahal, apalagi dengan desain rumit dan waktu pembuatan yang lama. Adapun harga batik yang murah dipengaruhi oleh teknik batik dengan desain batik sasambo tetapi dengan cara yang lebih instan seperti teknik printing.

Motif Utama

Untuk motif, batik sasambo memiliki empat motif utama, yaitu:

1. Motif sasambo

Pola geometris yang terinspirasi dari tenun etnis setempat. Foto: Instagram/batiksasambo

Motif ini memiliki warna cerah seperti merah, biru, hijau dan kuning. Motifnya meliputi kehidupan masyarakat, adat istiadat, dan budaya suku setempat.

2. Motif Mada Sahe (mata sapi)

Batik NTB: Mengenal Sejarah, Motif, dan Makna Batik Sasambo Khas 3 Suku Terbesar

Jika berkunjung ke Nusa Tenggara Barat (NTB), Anda bisa mencari batik khas yang disebut batik sasambo. Batik sasambo merupakan batik khas NTB yang diinisiasi dari tiga etnis yakni suku Sasak (Lombok), suku Samawa (Sumbawa), dan suku Mbojo (Bima).

Ketiga suku ini menyatukan ide dan inspirasi dari khazanah budaya lokal di kawasan Nusa Tenggara Barat. Menciptakan keunikan pada masing-masing identitas etnis mereka dalam setiap karya batik yang dihasilkan.

Batik sasambo menjadi karya seni yang mempererat kerukunan, persatuan, dan kebersamaan ketiga suku terbesar di NTB tersebut. Sekaligus menjalankan visi mengembangkan batik sasambo sebagai budaya bersama serta melestarikan batik khas NTB ini di Indonesia.

Alat untuk Menenun:

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan adalah serangkaian proses pembuatan tenun dari benang sampai menjadi sebuah kain. Menenun adalah mengolah bahan baku yang berupa benang menjadi barang anyaman yang disebut kain tenun.

Proses pengerjaan bahan baku menjadi kain yang melintang pada benang lungsi yang disebut benang pakan. Proses penyilangan benang pakan pada sela jajar benang lungsi tersebut pada umumnya secara bertahap dengan cara meluncurkan Taropo dari sisi kiri dan kanan dan sebaliknya.

Secara umum prosedur pembuatan kain tenun Tembe Nggoli melalui beberapa tahap yaitu:

  1. Persiapan alat dan bahan baku benang.
  2. Penggulungan benang atau Moro.
  3. Pemisahan benang atau Ngane.
  4. Proses memasukkan benang ke Cau atau sisir tenun.
  5. Pembentangan dan penggulungan benang.
  6. Pembuatan motif dengan menggunakan Ku’u.
  7. Proses pembuatan tenun.

Persiapan alat dan bahan baku seperti yang dijelaskan di atas. Proses pembuatan tenun songket ini dimulai dengan penggulungan benang atau Moro, dimana penggulungan benang ini dilakukan oleh satu orang dengan teknik memutar menggunkan tangan kiri dan tangan kanan. Namun dalam pembuatan tenun Tembe Nggoli hanya memasangkan benang pada alat yang bernama Janta yang kemudian siap dibentangkan pada alat yang bernama Langgiri. Proses penggulungan benang ini tidak membutuhkan waktu yang lama.

Proses memasukan benang ke dalam Cau atau sisir tenun yaitu kedua kaki harus diluruskan ke depan agar mudah dalam pengerjaannya dan membutuhkan waktu setengah hari dalam proses pengerjaan ini, dan prosesnya harus terus berjalan tidak boleh ditinggalkan karena jika ditinggalkan ujung pangkal benang akan sulit ditemukan sehingga benang akan mudah kusut.


Tags: tenun motif

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia