... Segala yang Perlu Anda Ketahui tentang Motif Tenun Bima: Panduan dan Ide DIY!

Motif Tenun Bima - Keindahan Budaya dalam Karya Jarum dan DIY

Motif Kain Bugis

kain bugis – sumber : jejakpiknik.com

Kain tradisional yang satu ini memang spesial karena terbuat dari bahan sutera dengan benang perak dan emas. Keunikan kain tenun khas Sulawesi Selatan ini terlihat pada motif kotak-kotak yang berlainan.

Pada awal pembuatannya, kain Bugis hanya memiliki 2 jenis motif saja, yaitu kotak-kotak kecil (balo renni) dan kotak-kotak besar (balo lobang).

Balo renni memiliki perpaduan garis vertikal dan horizontal dengan warna yang cerah, biasanya dipakai oleh wanita Bugis yang belum menikah. Sedangkan balo lobang merupakan motif kotak besar dengan warna merah keemasan atau merah terang.

Seiring berjalannya waktu, terjadi pergeseran nilai pada masyarakat yang menyebabkan pemakaian kain Bugis tidak lagi mengikuti pada aturan di atas. Variasi dan motif kain Bugis yang sekarang pun menjadi lebih beragam.

Batik NTB: Mengenal Sejarah, Motif, dan Makna Batik Sasambo Khas 3 Suku Terbesar

Jika berkunjung ke Nusa Tenggara Barat (NTB), Anda bisa mencari batik khas yang disebut batik sasambo. Batik sasambo merupakan batik khas NTB yang diinisiasi dari tiga etnis yakni suku Sasak (Lombok), suku Samawa (Sumbawa), dan suku Mbojo (Bima).

Ketiga suku ini menyatukan ide dan inspirasi dari khazanah budaya lokal di kawasan Nusa Tenggara Barat. Menciptakan keunikan pada masing-masing identitas etnis mereka dalam setiap karya batik yang dihasilkan.

Batik sasambo menjadi karya seni yang mempererat kerukunan, persatuan, dan kebersamaan ketiga suku terbesar di NTB tersebut. Sekaligus menjalankan visi mengembangkan batik sasambo sebagai budaya bersama serta melestarikan batik khas NTB ini di Indonesia.

Muna (Menenun)

Dok. Pribadi/Ayu Mara Qonita

Hasil tenunan ini memiliki motif serta warna yang bermacam dan semakin sulit motif atau semakin bagus kualitas benang yang digunakan, maka semakin mahal juga harganya. Contohnya seperti kain Weri yang digunakan oleh laki-laki dengan cara mengikatkannya di bagian pinggang. Namun, harga yang diberikan itu setara dengan kualitas kain tenunnya.

Sebagai salah satu produk yang unik, sambolo merupakan pelengkap pakaian adat Bima yang berupa ikat kepala dari kain tenun. Di UKM, umumnya sambolo yang dibuat dari kain khusus dijual dengan harga Rp60.000 sampai Rp150.000, sedangkan untuk harga sarung berkisar Rp200.000 hingga Rp2.000.000, tergantung jenis dan bahan kain.

Sebagai daerah yang terdapat banyak pengrajin tenun, tidak jarang Kota Bima menjadi tujuan para wisatawan untuk lebih mengenal salah satu budaya Bima ini. Para wisatawan tidak hanya dapat menyaksikan pembuatan kain tenun dari proses awal, bahkan mereka juga dapat ikut serta dalam pembuatannya.

Untuk lokasinya sendiri, di wilayah timur kota Bima terdapat kelurahan-kelurahan penghasil kain tenun Bima asli lainnya seperti kelurahan Ntobo, Rabadompu Barat, Rabadompu Timur, Rite, Penanae, dan Nitu. Sedangkan di Kecamatan Raba atau di Kecamatan Rasanae Timur, penghasil kain tenun dapat dijumpai di kelurahan Lelamase, Oi Fo'o, Kumbe, dan Nungga.

Selain itu, kelurahan-kelurahan tersebut terletak di pinggiran kota yang masih asri dan kental dengan nuansa pedesaannya. Sangat disayangkan apabila mengunjungi Kota Bima tanpa singgah di tempat wisata tenun tersebut.

Motif Kain Gringsing

Kain Gringsing – sumber : travel.detik.com

Kain Gringsing khas Tenganan, Bali ini tercatat sebagai satu-satunya kain khas Indonesia yang menggunakan teknik dobel ikat pada proses pembuatannya.

Seluruh proses pembuatan kain ini dikerjakan secara manual menggunakan tenaga manusia. Sehingga, untuk membuat kain Gringsing bisa membutuhkan waktu hingga 2,5 tahun, lho.

Menurut Bahasa Bali, Gring artinya sakit dan Sing artinya tidak. Makna kata gringsing layaknya penolak bala dan bisa menyembuhkan penyakit.

Sebagai salah satu kain tradisional khas Bali yang cukup melegenda, kain gringsing ini memiliki sekitar 20 motif.

Namun, hingga saat ini hanya beberapa motif saja yang masih dikerjakan, seperti motif lubeng untuk upacara adat, motif sanan empeg untuk sarana upacara keagamaan, motif cecempakan, motif wayang, serta motif tuung batun.

Sejarah Batik di Nusa Tenggara Barat

Meski demikian, ada keyakinan tentang jejak budaya membatik dari Kerajaan Majapahit (Jawa). Saat Majapahit mendatangi kawasan Kerajaan Selaparang di Nusa Tenggara, batik menjadi salah satu pertukaran budaya di masyarakat lokal.

Sisa-sisa budaya membatik tampak pada model ikat kepala sapuq (sapuk atau udeng NTB) yang umumnya dari kain batik. Selain itu sebagian perempuan suku di NTB mengenakan pakaian adat untuk keluar rumah seperti sinjang (kain panjang) dari batik lasem Rembang maupun selendang.

Bagi masyarakat Nusa Tenggara sendiri, kegiatan menenun lebih berkembang dan secara tradisi lebih dominan dilakukan dibandingkan membatik. Namun demikian, saat batik mulai berkembang lagi di wilayah ini, teknik yang digunakan untuk membuat batik pun terlihat unik.

Misalnya, teknik melepas lilin yang menggunakan besi panas, meskipun ada juga yang memakai teknik perendaman yang lazim di Jawa. Selain itu, perajin batik NTB secara kreatif menggabungkan teknik tenun dan membatik dalam menghasilkan selembar kain bermotif.


Tags: tenun motif

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia