... 5 Motif Tenun NTT yang Menginspirasi untuk Proyek DIY Anda

Keindahan Motif Tenun NTT dalam Kerajinan Jarum dan DIY

Tenun Nusa Tenggara Timur

Masyarakat di Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang penuh budaya dan kaya akan keberagaman. Salah satunya ditandai dengan cara berpakaian. Salah satu hal yang paling berpengaruh terhadap cara berpakaian ialah bahan dasar berpakaian. Jika di masyarakat Jawa terdapat batik maka di masyarakat lainnya khususnya masyarakat Nusa Tenggara Timur terdapat kain tenun. Meski secara administratif gugusan-gugusan pulau di wilayah tersebut berada dibawah satu pemerintahan namun tak berarti budaya yang juga homogen. Beranekaragamnya suku yang ada menyebabkan tiap suku dan etnis memiliki bahasanya masing-masing yang mempunyai ratusan dialek lebih. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa terdapat beragamnya motif yang ada pada tenunan. Tiap wilayah dan suku masing-masing mempunyai keunikan yang khusus dibanding dengan daerah, contohnya seperti menampilkan legenda, mitos dan hewan masing-masing daerah. Ada juga yang bertujuan untuk menggambarkan penghayatan akan karya Tuhan yang besar.

Proses pembuatan [ sunting | sunting sumber ]

Seorang warga menggunakan kain ikat di Kampung Adat Nualain.
  1. ^ Ariani, Novi (2020-03-05). "Fungsi Kain Tenun NTT". Toko Tenun (dalam bahasa Inggris) . Diakses tanggal 2020-07-11 .
  2. ^"Vesam Etnik Nusantara – Tenun Nagekeo Motor Berkembangnya Ekonomi Kreatif Masyarakat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-01 . Diakses tanggal 2017-03-13 .
  3. ^ Usfinit, Alexander Un D.V.K.: "Maubes-Insana: salah satu masyarakat di Timor dengan struktur adat yang unik". Penerbit Kanisius, 2003. ISBN 978-979-66-9484-5
  • Halaman ini terakhir diubah pada 28 November 2023, pukul 11.17.
  • Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons, ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk rincian lebih lanjut.
  • Kebijakan privasi
  • Tentang Wikipedia
  • Penyangkalan
  • Kode Etik
  • Pengembang
  • Statistik
  • Pernyataan kuki
  • Tampilan seluler

Pemanfaatan Tenun Insana

Dengan tampilannya yang sangat khas yakni berwarna cerah dan memiliki motif yang sangat menawan, kain tenun insana secara pada prinsipnya dapat dimanfaatkan untuk banyak keperluan. Berikut beberapa fungsi kain tenun insana jika dilihat dari sudut pandang budaya.

  • Kain tenun insana dapat difungsikan sebagai sarung, selimut dan selendang.
  • Sebagai pakaian untuk pesta dalam ritual-ritual adat seperti acara kematian, acara adat kawin-mawin dan penjumputan tamu.
  • Sebagai alat penghargaan dan pemberian perkawinan (mas kawin).
  • Sebagai mitos, lambang suku yang dijaga kelestariannya dan dihormati karena menurut kepercayaan suku tertentu.
  • Kain tenun insana dipercaya dapat melindungi pemakainya dari gangguaan alam, bencana, roh jahat dan lain-lain.
  • Untuk keperluan lain yang lebih luas kain tenun insana dengan warna yang colorfull sangat cocok dijadikan sebagai tas tenun, baju tenun atau aneka sovenir lainnya.

Jenis-jenis [ sunting | sunting sumber ]

Berdasarkan cara membuat [ sunting | sunting sumber ]

  • Tenun ikat, motif diciptakan dari pengikatan benang. Pada daerah lain yang diikat ialah benang pakan maka pada kain tenun di NTT dibuat dengan cara kain lungsi yang diikatkan.
  • Tenun Buna, berasal dari Timor Tengah Utara, yaitu pola tenunan dibentuk dari benang yang sudah dicelupkan terlebih dahulu ke pewarna. Benang tersebut disisipkan ke tenunan benang horizontal/pakan, sehingga teknik ini disebut juga teknik pakan tambahan.
  • Tenun Lotis, Sotis atau Songket: Teknik ini juga menggunakan benang berwarna tanpa diikat. Motif diciptakan dari benang vertikal (lungsi) yang melompat lebih dari 1 benang horizontal (pakan).
  • Tenun Naisa, umumnya dengan motif segitiga. Motif dibuat seperti menganyam benang horizontal pada benang vertikal membentuk segitiga, sehingga antar segitiga ada celah yang terbentuk. Teknik tenun naisa juga dikenal dg nama lain tapestri bercelah, seperti teknik yang digunakan untuk membuat tenun Rangrang dari Bali.

Berdasarkan kegunaan [ sunting | sunting sumber ]

Semuanya mempunyai persamaan umum yakni cenderung berwarna dasar gelap karena zaman dahulu masyarakat belum mengenal adanya pewarna buatan sehingga menggunakan pewarna alami dengan pilihan warna yang terbatas.

Berdasarkan persebaran [ sunting | sunting sumber ]

1. Tenun ikat: Hampir tersebar di seluruh wilayah NTT kecuali Kab. Manggarai dan Kab. Ngada

2. Tenun buna: Tersebar di daratan Timor antara lain di Kab. Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu. Namun paling banyak terpusat di wilayah Timor Tengah Utara.

3. Tenun lotis/sotis atau songket: Tersebar di semua wilayah Nusa Tenggara Timur, merupakan bentuk tenun yang paling umum di masyarakat NTT. [2]

Jenis dan Motif Kain NTT

Foto: kain tenun NTT (tripsumba.com)

Menurut proses produksi, jenis dan motif kain NTT ini terbagi menjadi beberapa jenis. Yaitu, tenun ikat, tenun buna, dan tenun lotis atau sotis atau songket.

1. Tenun Ikat

Seperti namanya, tenun ikat memiliki proses pembentukan motif dengan cara pengikatan benang. Di NTT, benang lungsi lah yang akan diikat dan akan menghasilkan motif yang unik.

Dalam pembuatan kain tenun ikat, maka benang akan digabungkan secara memanjang dan melintang.

2. Tenun Buna

Alhasil, teknik ini menghasilkan motif dengan berbagai warna yang begitu memikat mata.

3. Tenun Lotis

Ini adalah kain khas NTT yang sering disebut dengan kain songket dan memiliki proses pembuatan yang mirip dengan tenun buna.

Warnanya identik dengan warna dasar gelap seperti hitam, cokelat, biru tua, dan merah hati.

Perajin tenun biasa menggunakan pewarna alami seperti tauk, mengkudu, kunyit, dan tanaman lainnya.

Yakni, bisa mempercepat proses pengerjaan, tahan luntur dan sinar, tahan gosok, serta warnanya juga lebih beragam.

Selain itu, di masyarakat NTT, motif tenun dapat mencirikan dari mana si pemakai berasal. Sebab, dalam motif tenun tergambar ciri khas suatu suku atau pulau yang ia diami.

Motif di kain tenun merupakan wujud dari kehidupan masyarakat dan bentuk ikatan emosional yang erat dengan masyarakat tersebut.

Masyarakat NTT begitu bangga dan senang menggunakan tenunan asal sukunya, dan sebaliknya mereka akan canggung dan malu jika menggunakan tenunan dari suku lain.

Tiap kerajaan, kelompok suku, wilayah dan pulau juga menciptakan sejumlah pola atau motif hiasan yang khas pada tenunannya.

Kemudian, diturunkan dengan cara mengajarkan kepada anak cucu mereka supaya kelestarian seni tenun terus terjaga.


Tags: tenun motif

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia