... 10 Motif Tenun Siak Terinspirasi untuk Proyek Kerajinan DIY Anda

Keindahan dan Makna Motif Tenun Siak dalam Seni Menjahit dan Kerajinan Sendiri

Frieze Pattern on Siak Weaving Motifs and Their Implementation in Mathematics Learning

Mefa Indriati, Turmudi Turmudi, Jarnawi Afgani Dahlan
Sari
Teks Lengkap:
Referensi

Akkapurlaura. A. (2015) Pengembangan Motif Rantai, Tampuk Manggis, Pucuk Rebung, Siku Awan, dan Lebah Bergayut pada kain Songket Melayu Riau. Seminar Nasional Cendekiawan. Universitas Trisakti. Jakarta. https://doi.org/10.25105/semnas.v0i0.121

Andriani, L, & Muchyidin, A. (2020). Frieze Group Pattern on Buyung Kuningan Dance Movement. Journal of Mathematics Education and Science (JES-MAT), 6(2), 81-100. https://doi.org/10.25134/jes-mat.v6i2.2997

Astriandini, M.G., & Kristanto, Y.D. (2021). Kajian Etnomatematika Pola Batik Keraton Surakarta Melalui Analisis Simetri. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 10(1), 13-24. DOI: https://doi.org/10.31980/mosharafa.v10i1.831

Barton, W. (1996). Ethnomathematics: Exploring Cultural Diversity in Mathematics. New Zealand University of Auckland.

Bunari., Fikri,A., Pernantah, P.S, & Fiqri,Y.A. (2021). Perkembangan Pembuatan Tenun Melayu Siak: Suatu Tinjauan Historis. Diakronika 21(1). 1-10. https://doi.org/10.24036/diakronika/vol21-iss1/170.

Effendy,T. (2013). Lambang dan Falsafah dalam Seni Bina Melayu. Pekanbaru: Yayasan Tennas Effendy.

Fajriyah, E. (2018). Peran Etnomatematika Terkait Konsep Matematika dalam Mendukung Literasi. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 1(1), 114-119.

Cooper, C.D.H. (2013). Techniques of Algebra. Australia: Macquarie University.

Gallian, & Joseph, A. (2010). Contemporary Abstract Algebra. USA: Sevent Edition, Brooks/Cole Cengage Learning, Belmont, CA 94002-3098

Gual, Y.A. (2021). Pergeseran Penggunaan Tenun Ikat pada Masyarakat Desa Tanah Putih. Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1), 85–110.

Guslinda, & Kurniawan, O. (2016). Perubahan Bentuk, Fungsi dan Makna Tenun Songket Siak pada Masyarakat Melayu Riau. Jurnal Primary Program Studi PGSD Universitas Riau, 5(1), 2303-1514. http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v5i1.3676

Mengenal motif wastra dan maknanya

Untuk lebih mengenal berbagai wastra nusantara, berikut disajikan beberapa gambar motif beserta filosofinya.

1. Songket Palembang (Sumatra Selatan)

Motif songket palembang | Foto: Songket Palembang

Songket asli Palembang dibuat dengan metode mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, kemudian menyelipkan benang berlapis emas atau benang sutera. Hal ini terkait dengan sejarah kejayaan kerajaan Sriwijaya. Saat itu, masyarakat membuat kain songket yang asli dengan benang emas murni empat belas karat.

Ketika dasar kain suteranya lapuk karna usia. Benang emas ini akan ditarik dan ditenun kembali pada sutera yang baru. Dengan kualitas tersebut, tenun songket asli terkenal dengan sebutan songket jantung atau songket cabutan, karena terbuat dari benang emas cap jantung atau cabutan dari benang emas lama.

Jenis songket Palembang juga dibedakan dari segi desain, Songket Lepus adalah songket dengan desain benang emas penuh, sedang Songket Tawur adalah songket dengan desain emas tersebar.

Motifnya pun mengandung makna yang berbeda-beda. Misalnya motif bunga seperti mawar yang mempunyai arti sebagai penawar malapetaka, motif melati melambangkan kesucian dan sopan santun, dan bunga tanjung berarti keramah-tamahan sebagai nyonya rumah sebagai lambang ucapan selamat datang.

Proses pembuatannya terbilang cukup rumit, para pengrajin bisa menghabiskan berbulan-bulan untuk membuat satu kain songket. Tak heran jika nilai jualnya cukup tinggi.

2. Tenun Siak (Riau)

Motif Tenun Siak | Foto: Agenda Indonesia

Pesona Wastra Indonesia, Lebih dari Sekadar Kain Penutup Tubuh

Dengan kata lain, istilah wastra adalah nama lain untuk menyebut kain tradisional Indonesia. Namun, berbeda dengan kain tekstil yang dibuat dengan mesin modern, wastra adalah kain khas daerah yang dibuat dengan cara tradisional dan alat manual. Jadi, perbedaan wastra dengan kain tradisional biasa terletak pada proses pembuatannya yang murni hasil tangan pengrajin.

Wastra sudah pasti termasuk kain tradisional. Namun, kain tradisional belum tentu wastra. Contohnya, seluruh jenis batik adalah kain tradisional Indonesia, tetapi khusus batik yang dibuat dengan menggunakan mesin modern, seperti batik-print adalah kain tradisional yang tidak dapat disebut wastra. Jadi, wastra adalah kain tradisional ekslusif yang dibuat dengan alat tradisional dan teknik manual.

Adapun contoh ragam wastra nusantara. Di antaranya songket, blongket, tenun, tapis, ulos, gringsing, kebaya, jumputan, dan lain-lain. Setiap lembar wastra memiliki nilai filosofis dan mencerminkan karakter-karakter budaya bangsa.


Tags: tenun motif

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia