Keindahan dan Makna Motif Tenun Siak dalam Seni Menjahit dan Kerajinan Sendiri
Pesona Wastra Indonesia, Lebih dari Sekadar Kain Penutup Tubuh
Dengan kata lain, istilah wastra adalah nama lain untuk menyebut kain tradisional Indonesia. Namun, berbeda dengan kain tekstil yang dibuat dengan mesin modern, wastra adalah kain khas daerah yang dibuat dengan cara tradisional dan alat manual. Jadi, perbedaan wastra dengan kain tradisional biasa terletak pada proses pembuatannya yang murni hasil tangan pengrajin.
Wastra sudah pasti termasuk kain tradisional. Namun, kain tradisional belum tentu wastra. Contohnya, seluruh jenis batik adalah kain tradisional Indonesia, tetapi khusus batik yang dibuat dengan menggunakan mesin modern, seperti batik-print adalah kain tradisional yang tidak dapat disebut wastra. Jadi, wastra adalah kain tradisional ekslusif yang dibuat dengan alat tradisional dan teknik manual.
Adapun contoh ragam wastra nusantara. Di antaranya songket, blongket, tenun, tapis, ulos, gringsing, kebaya, jumputan, dan lain-lain. Setiap lembar wastra memiliki nilai filosofis dan mencerminkan karakter-karakter budaya bangsa.
Mefa Indriati
Universitas Pendidikan Indonesia
Indonesia
Departemen Pendidikan Matematika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia
Turmudi Turmudi
Universitas Pendidikan Indonesia
Indonesia
Departemen Pendidikan Matematika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia
Jarnawi Afgani Dahlan
Universitas Pendidikan Indonesia
Indonesia
Departemen Pendidikan Matematika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia
- FOCUS AND SCOPE
- EDITORIAL TEAM
- REVIEWER
- PEER REVIEW PROCESS
- PUBLICATION ETHICS
- AUTHOR GUIDELINES
- ONLINE SUBMISSION
- COPYRIGHT NOTICE
- THE AUTHOR LETTER OF STATEMENT
- JOURNAL HISTORY
- AUTHOR FEES
- PLAGIARISM
- PERMISSIONS COPYRIGHT
- OPEN ACCES POLICY
Frieze Pattern on Siak Weaving Motifs and Their Implementation in Mathematics Learning
Mefa Indriati, Turmudi Turmudi, Jarnawi Afgani DahlanSari
Teks Lengkap:
Referensi
Akkapurlaura. A. (2015) Pengembangan Motif Rantai, Tampuk Manggis, Pucuk Rebung, Siku Awan, dan Lebah Bergayut pada kain Songket Melayu Riau. Seminar Nasional Cendekiawan. Universitas Trisakti. Jakarta. https://doi.org/10.25105/semnas.v0i0.121
Andriani, L, & Muchyidin, A. (2020). Frieze Group Pattern on Buyung Kuningan Dance Movement. Journal of Mathematics Education and Science (JES-MAT), 6(2), 81-100. https://doi.org/10.25134/jes-mat.v6i2.2997
Astriandini, M.G., & Kristanto, Y.D. (2021). Kajian Etnomatematika Pola Batik Keraton Surakarta Melalui Analisis Simetri. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika, 10(1), 13-24. DOI: https://doi.org/10.31980/mosharafa.v10i1.831
Barton, W. (1996). Ethnomathematics: Exploring Cultural Diversity in Mathematics. New Zealand University of Auckland.
Bunari., Fikri,A., Pernantah, P.S, & Fiqri,Y.A. (2021). Perkembangan Pembuatan Tenun Melayu Siak: Suatu Tinjauan Historis. Diakronika 21(1). 1-10. https://doi.org/10.24036/diakronika/vol21-iss1/170.
Effendy,T. (2013). Lambang dan Falsafah dalam Seni Bina Melayu. Pekanbaru: Yayasan Tennas Effendy.
Fajriyah, E. (2018). Peran Etnomatematika Terkait Konsep Matematika dalam Mendukung Literasi. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 1(1), 114-119.
Cooper, C.D.H. (2013). Techniques of Algebra. Australia: Macquarie University.
Gallian, & Joseph, A. (2010). Contemporary Abstract Algebra. USA: Sevent Edition, Brooks/Cole Cengage Learning, Belmont, CA 94002-3098
Gual, Y.A. (2021). Pergeseran Penggunaan Tenun Ikat pada Masyarakat Desa Tanah Putih. Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1), 85–110.
Guslinda, & Kurniawan, O. (2016). Perubahan Bentuk, Fungsi dan Makna Tenun Songket Siak pada Masyarakat Melayu Riau. Jurnal Primary Program Studi PGSD Universitas Riau, 5(1), 2303-1514. http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v5i1.3676
Tags: tenun motif