Keindahan dan Makna Motif Tenun Siak dalam Seni Menjahit dan Kerajinan Sendiri
Mengandung Nilai-Nilai Luhur
Masyarakat Riau percaya terdapat nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam motif tenun Siak ini. Nilai tersebut mengacu pada sifat-sifat dari setiap benda atau mahluk yang dijadikan corak di kain tenun Siak tersebut.
Dari nilai-nilai setiap sifat tadi, dipadukan dengan nilai-nilai kepercayaan dan budaya tempatan, kemudian dikaitkan dengan nilai luhur agama Islam.
Contoh dari nilai-nilai luhur di kain tenun Siak ini yaitu nilai-nilai ketakwaan yang tertuang pada motif bintang-bintang. Lalu nilai kerukunan tertuang pada motif Balam Dua Setengget, Akar berpilin dan Kembang Setaman.
Kemudian, nilai kasih sayang tertuju pada motif seluruh corak bunga-bungaan atau flora seperti Bunga Kundur, Bunga Melati, Kembang Setaman, dan lain sebagainya.
Terakhir, nilai kesuburan yang menggambarkan corak Kaluk Paku dan juga Awan Larat.
Pesona Wastra Indonesia, Lebih dari Sekadar Kain Penutup Tubuh
Dengan kata lain, istilah wastra adalah nama lain untuk menyebut kain tradisional Indonesia. Namun, berbeda dengan kain tekstil yang dibuat dengan mesin modern, wastra adalah kain khas daerah yang dibuat dengan cara tradisional dan alat manual. Jadi, perbedaan wastra dengan kain tradisional biasa terletak pada proses pembuatannya yang murni hasil tangan pengrajin.
Wastra sudah pasti termasuk kain tradisional. Namun, kain tradisional belum tentu wastra. Contohnya, seluruh jenis batik adalah kain tradisional Indonesia, tetapi khusus batik yang dibuat dengan menggunakan mesin modern, seperti batik-print adalah kain tradisional yang tidak dapat disebut wastra. Jadi, wastra adalah kain tradisional ekslusif yang dibuat dengan alat tradisional dan teknik manual.
Adapun contoh ragam wastra nusantara. Di antaranya songket, blongket, tenun, tapis, ulos, gringsing, kebaya, jumputan, dan lain-lain. Setiap lembar wastra memiliki nilai filosofis dan mencerminkan karakter-karakter budaya bangsa.
Bukan sekadar helai kain
Seorang pengrajin sedang membuat wastra | Foto: Lensa Indonesia
Pada umumnya, beberapa tahapan yang harus dilewati pada proses pembuatan ini antara lain, persiapan benang, pameningu (mengatur lungsin), pababatungu (tenun awal), hikungu (songket), dan menenun.
Selain dari proses, pemaknaan terhadap kain tradisional juga dapat dicari dari sejarah dan motifnya. Ditilik dari sejarahnya, kain tradisional memiliki beragam makna dan fungsi. Di antaranya ada yang dipakai sebagai busana upacara adat, mahar perkawinan, hingga penunjuk status sosial.
Hampir setiap etnis di Indonesia memiliki sejarah dan tradisi yang berbeda-beda tentang wastranya. Masing-masing mempunyai akar sejarah dan tradisi yang kuat, misalnya pada masyarakat Bali Aga di Tenganan, Bali.
Mereka percaya jika tenun Gringsing khas Bali punya khasiat untuk menyembuhkan. Ada pula di Sumatra Selatan, benang emas yang digunakan pada songket merupakan simbol kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada masa itu.
Bahkan, dalam adat masyarakat Maumere Timur, Nusa Tenggara Timur, terdapat wastra tua yang dibuat selama 4 tahun dengan panjang 9,75 meter dan lebar 1 meter, yakni Kain Dugo Raga yang digunakan sebagai penutup jenazah keturunan raja yang bisa awet hingga 120 hari. Jadi, tidak heran kalau wastra seringkali dianggap sebagai benda keramat di berbagai daerah.
Fungsi Kain Tenun Siak
- Nilai Sakral
Kain tenun siak merupakan kain yang sakral bagi masyarakat riau. Seseorang yang menggunakan kain tenun siak ini akan merasakan bahwa dirinya memiliki wibawa yang berbeda. Kain tenun siak ini merupakan perwujudan dari keyakinan agama bagi masyarakat siak. Ada banyak sekali acara ritual keagamaan yang dilaksanakan oleh masyarakat siak misalnya temu adat, upacara perkawinan dan pengobatan sultan. - Nilai Pemahaman terhadap Alam
Motif dari kain tenun siak banyak terinspirasi dari flora, fauna serta kondisi alam. Ini artinya memadukan keindahan alam dengan filosofi alam sekitar dan banyak nilai nilai pelajaran yang terkandung di dalam motif kain tenun siak. - Nilai Pengabdian
Pada mulanya pembuatan kain tenun siak digunakan sebagai pengabdian kepada kerajaan. Sehingga pembuatan dari kain tenun siak haruslah berhati hati untuk menghasilkan suatu kain tenun siak dengan kualitas yang bagus. - Nilai Kreativitas
Dalam membuat kain tenun siak ini dibutuhkan kreativitas yang tinggi untuk menghasilkan kain tenun siak yang cantik dan bagus. Oleh karena itu kain tenun siak menjadi kreativitas tanpa batas bagi masyarakat siak. - Nilai Ekonomis
Kain tenun siak memiliki harga jual yang tinggi. Hal ini dilihat dari cara pembuatan dari kain ini tidak mudah dan juga membutuhkan waktu yang lumayan. Masyarakat siak bisa memperoleh penghasilan dengan menjadi pengrajin kain tenun siak ini.
- Kain Tenun Siak Motif FloraKain tenun siak dengan motif flora ini biasanya terinspirasi dari beberapa tumbuhan seperti manggis, bunga teratai, bunga hutan, kaluk paku, bunga tanjung, pucuk dara, bunga kenangan dan masih banyak lagi beberapa motif tumbuhan lainnya.
- Kain Tenun Siak Motif Fauna
Kain tenun siak dengan moti fauna ini terinspirasi dari beberapa hewan seperti naga, keluang, ikan, ulat, balam dua, itik dan lainnya. - Kain Tenun Siak Motif Alam
Kain tenun siak dengan motif alam ini terinspirasi dari keindahan alam misalnya pelangi, awan, bintang, bulan sabit dan lainnya.
Tags: tenun motif