Motif Tenun Toraja - Karya Seni Tenun Tradisional untuk Inspirasi Kerajinan Jarum dan DIY
Apa Keunikan Pakaian Adat Suku Toraja?
Pakaian adat Suku Toraja seppa tallung dan baju pokko - WonderVerse Indonesia
Ada beberapa jenis pakaian adat Suku Toraja, mulai dari baju pokko, seppa tallung, dan pakaian pernikahan Suku Toraja yang memiliki ciri khas tersendiri. Secara umum, pakaian dengan warna-warna cerah umumnya dikenakan dalam upacara syukuran atau Rambu Tuka.
Berbeda dengan warna cerah, pakaian berwarna hitam biasa dikenakan untuk upacara duka atau Rambu Solo. Simak penjelasannya selengkapnya berikut ini.
1. Seppa tallung
Pakaian adat Suku Toraja untuk laki-laki bernama seppa tallung atau seppa tallung buku. Keunikan pakaian adat Toraja pria ini terdapat pada desain lengan panjang dan celana selutut. Pakaian adat Suku Toraja untuk laki-laki ini biasanya dikenakan untuk menghadiri beragam acara kebudyaan Suku Toraja dan acara penting lainnya.
Seppa Tallung sering digunakan sebagai kostum menari saat menerima tamu penting maupun untuk acara sekolah atau lembaga pendidikan. Pakaian adat Suku Toraja khusus laki-laki ini pun wajib digunakan oleh para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan kantor pemerintah di Kabupaten Tana Toraja setiap hari Sabtu.
2. Baju pokko
Baju adat Toraja wanita disebut sebagai baju pokko. Baju pokko digunakan masyarakat Suku Toraja yang disesuaikan dengan kasta dan usia. Penggunaan baju adat untuk anak perempuan biasanya lebih sederhana dan terang.
Sementara perempuan di usia remaja dan dewasa biasanya menggunakan warna merah, kuning, putih, dan dilengkapi berbagai aksesoris. Baju pokko sendiri akan digunakan dalam acara-acara penting, formal, maupun upacara adat.
Pakaian adat Suku Toraja untuk perempuan ini juga digunakan ASN di lingkungan kantor pemerintah di Kabupaten Tana Toraja setiap hari Jumat dan Sabtu. Baik baju pokko maupun seppa tallung sama-sama digunakan oleh jajaran pemerintah demi menjaga dan melestarikan tradisi Suku Toraja.
Budaya Suku Toraja: Menggali Kearifan dan Simbolisme di Balik Tradisi Unik
Budaya Suku Toraja menjadi sorotan tak hanya karena keindahan alam Sulawesi Selatan, tetapi juga kaya akan simbolisme dan kearifan di balik tradisi uniknya. Setiap ritual dan upacara, Yakni Rambu Solo, menjadi panggung bagi warisan budaya yang tak hanya mencerminkan identitas masyarakat Toraja, tetapi juga sarat makna mendalam.
Setiap detail dalam adat istiadat Toraja terkandung simbolisme yang menggambarkan hubungan erat mereka alam dan leluhur. Melalui ukiran tradisional yang menghiasi rumah adat Tongkonan, kita dapat melacak jejak kearifan nenek moyang dalam memandang kehidupan dan kematian.
Begitu juga dengan upacara pemakaman yang melibatkan prosesi unik seperti menaiki batang bambu tinggi dan melempar kerbau, mencerminkan sikap hormat dan keyakinan spiritual yang membedakan budaya Toraja dari budaya lainnya.
Inilah Motif Kain Tenun Toraja yang Memiliki Banyak Makna
Menurut kebudayaan suku Toraja, kain tenun termasuk bagian penting dalam kehidupan. Kain tenun bagi masyarakat Toraja bukan sembarang kain, namun memiliki makna yang tersirat untuk setiap motif serta coraknya.
Oleh karena itu, kain tenun memiliki kedudukan yang tinggi pada kehidupan budaya masyarakat Toraja. Tenun Toraja bisa dilihat dari tekstur, motif dan warnanya yang khas.
Awalnya penggunaan tenun Toraja hanya untuk pesta-pesta adat. Para bangsawan bisa dikenali dari jenis kain yang digunakannya.
Tenun Toraja juga menjadi warisan budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi. Bahkan banyak pengrajin yang ditemui di Tanah Toraja bagian Utara. Hingga saat ini para pengrajin tenun Toraja masih menggunakan alat tenun secara tradisional.
Kain tenun Toraja memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam budaya masyarakatnya. Dari banyaknya motif kain tenun tradisional Toraja, berikut ini adalah motif yang memiliki makna mendalam.
Mengulas Sejarah Kain Tenun Toraja
Awal mulanya, sejarah kain tenun Toraja memang sulit diketahui. Tidak ada bukti-bukti pendukung yang mampu menjelaskan tentang perkembangannya hingga sekarang. Seperti proses tenunnya, alat yang digunakan, serta metode pewarnaan maupun pembuatan coraknya di zaman dahulu.
Tenun Toraja sendiri dulunya terbuat dari serat kayu. Seiring dengan berjalannya waktu, material yang digunakan beralih ke serat nanas. Konon, hasil kainnya banyak dimanfaatkan untuk membungkus mayat. Mengingat sifat kainnya yang memiliki daya serap cukup baik.
Masyarakat belum mengganti keseluruhan bahan baku kain kain tenun. Melainkan memadukan bahan terdahulu yakni serat nanas dengan campuran kapas. Sehingga hasil kainnya pun lebih halus dan nyaman untuk mereka kenakan. Dalam ulasan sejarah kain tenun Toraja, masyarakat zaman dahulu begitu menghargai karya ini.
Bahkan tenun yang dihasilkan juga menjadi lambang status sosial, serta ukuran kemakmuran bagi para pemiliknya. Sehingga dahulu kala, hanya kalangan bangsawan yang bisa memakai kain tenun Toraja. Penggunaannya pun terbatas untuk acara-acara tertentu, seperti pernikahan, upacara adat kerajaan dan Rambu Solo’.
Tags: tenun motif toraja