Perbedaan Sulam dan Bordir - Menilik Keunikan dalam Seni Merenda dan DIY
Bordir manual
Bordir atau biasa dikenal dengan sulam tangan adalah teknik menyulam yang pengerjaannya dilakukan dengan tangan. Untuk bordir ini, pola jahitannya lebih bervariasi. Melakukan bordir manual adalah membuat pola garis.
Dari sudut pandang artistik, jenis bordir manual ini memiliki kelebihannya sendiri. Apalagi jika pengerjaannya dilakukan oleh tangan-tangan ahli. Oleh karena itu, dalam beberapa pesanan, konsumen lebih memilih bordir manual. Terutama untuk kepentingan yang berhubungan dengan seni. Berikut ini ada beberapa teknik bordir manual yang sudah banyak orang pakai.
1. Tusuk Balik/Tusuk Tikam Jejak
Teknik ini biasanya digunakan untuk membuat pola dari bentuk garis, menjahit lipatan, dan menyatukan kain.
2. Tusuk Rumani
Ini digunakan tidak hanya untuk desain daun dan bunga, tetapi juga untuk bentuk bidang panjang.
3. Tusuk Veston
Biasanya digunakan untuk memperkuat dan menghias pola bunga, lubang kancing dan bahkan tepi kain.
4. Tusuk Batang/ Tangkai
Digunakan untuk membuat pola dari batang, ranting dan bahkan bidang.
5. Tusuk jelujur
Dapat digunakan untuk membuat garis kain, jahitan dan lipatan.
Baca Juga : Contoh Desain Konveksi Jaket Amdrill HMA AKutansi UNAIR
Potensi Usaha Rumahan
Baik sablon maupun bordir adalah jenis usaha yang cukup menjanjikan. Skala usahanya pun bervariasi, mulai dari skala rumahan hingga setingkat pabrik konveksi. Modal yang dibutuhkan pun menyesuaikan dengan skala usaha yang akan dibangun. Akan tetapi, untuk skala usaha rumahan, baik usaha sablon maupun bordir membutuhkan modal yang tidak terlalu besar.
Mengutip dari bisikanbisnis.com, modal awal yang dibutuhkan untuk memulai usaha sablon manual berkisar antara 300.000 hingga 1.000.000 rupiah. Jumlah tersebut dialokasikan untuk alat dan bahan pembuatan screen, meja afdruk, rakel, cat, dan alat pendukung lainnya.
Untuk memulai bisnis sablon digital membutuhkan modal yang sedikit lebih besar. Hal ini karena harga peralatan dan cat yang dibutuhkan lebih tinggi. Dengan modal awal mulai empat juta rupiah, Anda sudah bisa mulai merintis usaha sablon rumahan dengan metode cetak sublim. Angka tersebut sudah termasuk harga printer sublim, tinta, dan bahan yang akan disablon.
Sementara itu, usaha bordir membutuhkan modal lebih besar dibandingkan dengan usaha sablon. Jika Anda sudah memiliki keterampilan dalam membuat bordir manual, Anda perlu merogoh kocek sekitar empat juta rupiah untuk membeli mesin bordir baru. Tentu saja modal tersebut bisa ditekan jika Anda membeli mesin bordir bekas.
Merintis usaha bordir komputer membutuhkan modal lebih besar, karena selain membutuhkan mesin sablon komputer, Anda juga membutuhkan perangkat PC atau laptop untuk mendesain pola bordir. Jika dihitung, modal yang Anda butuhkan untuk memulai merintis usaha bordir komputer rumahan berkisar di angka tujuh juta rupiah.
Akhir kata, baik sablon maupun bordir memiliki kelebihan masing-masing. Perbedaan sablon dan bordir terletak pada teknik pembuatan, bahan baku yang digunakan, bahan yang dapat diaplikasikan, serta keterampilan dan modal awal yang dibutuhkan. Akan tetapi, keduanya dapat menjadi pilihan untuk Anda yang ingin mulai merintis usaha di rumah.

Tags: sulam pada bordir