Warisan Kain Tenun - Perjalanan Indah Seni Rajut di Indonesia
Jaga Kesehatan dengan Konsumsi 8 Minuman Tradisional Indonesia Ini
Seiring berjalannya waktu, pengetahuan bertenun diterima dan berkembang di Indonesia. Perkembangan ini mengarah pada peningkatan mutu, keindahan tata warna, serta motif hiasan.
Penyebaran keterampilan bertenun pun merata ke seluruh wilayah Indonesia. Motif yang terinspirasi berasal dari latar belakang budaya dan lingkungan daerah masing-masing.
Hal ini memperlihatkan variasi yang sangat kaya dan indah. Selain jenis kain yang dipakai, setiap daerah pun memiliki teknik, ragam hias, hingga warna wastra yang bermacam-macam.
Salah satu tenun tertua yang berkembang di Indonesia adalah tenun sekomandi. Tenun sekomandi merupakan warisan leluhur masyarakat Kalumpang-Mamuju di Sulawesi Barat.
Tenun jenis ini juga salah satu tenun tertua di dunia dengan rentang usia lebih dari 480 tahun. Nama tenun ini terdiri dari dua kata yaitu "seko" yang artinya persaudaraan atau kekeluargaan, serta "mandi" yang artinya kuat atau erat.
Secara garis besar, tenun sekomandi bermakna ikatan persaudaraan yang kuat. Setiap corak dan warna benang dari tenun sekomandi mengandung makna spiritual.
Proses pembuatan tenun sekomandi juga cukup unik dan memakan waktu yang lama hingga berbulan-bulan. Tenun ini terbuat dari kulit kayu yang ditumbuk, lalu diolah untuk dipintal.
Bahan itu lalu ditambah pewarna alami, salah satunya cabai yang dicampur dengan pewarna lainnya. Warna tenun sekomandi sebagian besar terdiri dari warna cokelat merah dan krem, dengan didasari warna hitam.
Mengenal Kain Tenun Indonesia
Negara-negara yang banyak memberi pengaruh pada tenunan Indonesia seperti India, Persia, Cina, Eropa, Vietnam, Myanmar, dan Thailand.
Pada prasasti Karang Tengah tahun 847 terdapat tulisan “putih hlai 1 (satu) kalambi”artinya adalah kian putih satu helai dan baju. Pada prasasti Baru tahun 1034 M disebut kata “Pawdikan”artinya pembatik atau penenun.
Pada prasasti Cane tahun 1021 M dan prasasti dari Singosari tahun 929 M terdapat istilah “Makapas”atau“Madagang Kapas”.
Dalam sebuah cerita rakyat Sang Kuriang, disebutkan bahwa seorang tokoh penting yaitu Dayang Sumbi yang pekerjaannya sehari-hari adalah menenun.
Dan petunjuk satu lagi yang memperkuat soal menenun di Indonesia adalah terdapat relief “wanita sedang menenun” di pahatan umpak batu pada abad 14 di daerah Trowulan (Museum Trowulan. Jawa Timur)
Tags: tenun indonesia