Seni Tenun Ikat Ina Sabu - Keindahan dan Keterampilan dalam Kerajinan Tangan
FITUR
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual.
Hukum Adat Suku.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend.
Ukiran Gorga Si.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai.
- IACITentangBeritaAgendaJurnal RSS Feed RSS Feed Diskusi
- PROTEKSIKlaimNCHSLNaskah Akademik
- PARTISIPASIEtiketGratifikasi
- PRANALASejuta Data BudayaKreditFAQVirtual Tour

Makna di Balik Motif
Perempuan Sawu terbagi atas dua klan matrilineal (hubi) besar. Ceritanya bermula dari lomba menenun moyang orang Sawu, yaitu dua saudari sekandung, Muji Babo (kakak) dan Lou Babo (adik). Waktunya tak pasti. Sekira 40 generasi lampau. Yang jelas, lomba itu berujung pertengkaran. Masing-masing mempertahankan keunggulan motif utamanya. Motif utama (hebe) Muji Babo berciri persegi, geometris, tiga buah belah ketupat (wokelaku), dan berwarna lebih terang. Lou Babo punya motif utama lebih rumit. Berupa garis-garis bergelombang (ei ledo) dengan warna lebih gelap. Kemudian dua saudari itu berketurunan. Keturunan Muji Babo membentuk klan Bunga Palem Besar (hubi ae). Dari garis Lou Babo muncul klan Bunga Palem Kecil (hubi iki). Dua klan itu terpecah lagi menjadi beberapa benih (wini), sekira 20 generasi lampau. Yang berasal dari hubi ae antara lain wini D’ila Robo, Ga Lena, Pi’i, Mako, Migi, dan Raja. Sementara dalam hubi iki ada wini Jawu, Wara Tada, dan Pu Tenga. Semua wini itu terbagi lagi atas sub-sub wini. Ragam hias semua wini hampir serupa, terbagi atas beberapa bagian seperti medi ae (baris hitam lebar), ehu (pusat motif), juli ngiu (motif kecil), raja (tenun lungsi tambahan), beka (sambungan tengah), henga (jarak kosong pada akhir baris ikat), dan wurumada (ujung atas dan bawah). Tapi motif utamanya bisa berbeda antara satu wini dengan lainnya. Bahkan antar sesama wini. Tergantung cerita moyang mereka.
Motif wini Ga Lena, misalnya, berasal dari pengalaman D’illa Tededari Mesara dan D’illa Nawadari Dimu. Mereka hidup pada masa pendudukan Portugis abad ke-16. Mereka mengunjungi Solor (Flores Timur) untuk membantu raja setempat. Dinilai berjasa, mereka beroleh keranjang pusaka yang berukir ornamen lokal. Mereka merekacipta ornamen itu dalam tenun saat kembali ke Sawu. Sebutan ornamen itu kobe morena.

Tenun ikat ina sabu
Mengenal Kain Tenun NTT, Dari Proses Pembuatan Sampai Jenisnya! – Kamu udah sering bolak-balik liburan ke Nusa Tenggara Timur, tapi belum pernah bawa oleh-oleh kain tenun khasnya? Atau mungkin belum familiar nih?!
Kain tradisional khas Indonesia yang dibuat dengan cara ditenun atau biasa kita sebut sebagai Kain Tenun sebenarnya hampir dimiliki oleh sebagian besar daerah di Indonesia. Tentu dengan ciri khasnya masing-masing.
Gak terkecuali dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kain tenun di NTT ini diberdayakan dan dikembangkan hampir oleh setiap suku yang ada di sana, lho!
Oleh karena itu, kalau kamu main ke provinsi di Timur Indonesia ini, kamu pasti akan menemukan banyak kain tenun dengan berbagai jenisnya.
Di NTT, kain tenun dikenal sebagai salah satu harta kekayaan keluarga yang bernilai tinggi lho Sobat Indahnesia! Semakin sulit pembuatan dari kain tenun itu sendiri, maka semakin mahal pula harganya.
Jangan kaget yaa saat kamu menemukan kain tenun NTT dengan harga yang cukup fantastis!
Tingginya harga kain tenun NTT, menjadikan kain ini masih tetap punya nilai jual bahkan jika kain itu berstatus “bekas pakai”. Keren ya guys, sudah seperti brand-brand kelas internasional!

BacaJuga
Ketika pindah ke Kota Kupang pada 1998, Ina Koro mulai menyambung hidup dengan menjual tenunannya ke toko-toko di kota karang ini. Tenun ikat yang halus dengan motif bervariatif dibandrol dengan harga Rp 600 ribu per lembar kain sarung. Tenun ikat buatan tangan Ina Koro disukai para pembeli karena halus dengan motif bervariasi.
Kain tenun dengan motif dari Timor, Flores, Sumba, Sabu, Rote, hingga motif etnis Helong, yang sudah jarang ditemui itu, dia kerjakan semua. Hingga pada 2019, Ina Koro masuk ke Dekranasda NTT sebagai pemasok tetap kain tenun hingga kini.
“Karena kata bunda Julie (Julie Sutrisno Laiskodat, Ketua Dekranasda NTT-Red), tenunan saya ini rapi, padat, jadi mereka suka. Kan kalau tidak rapat, motifnya bengkok, tidak jelas.” kata Ina Koro pada Sabtu, 7 Mei 2022 .
Ina Koro bercerita tentang hidupnya sambil menggulung benang atau disebut lolo. Sang suami ikut membantunya menggulung benang.
Hasil tenunan yang berkualitas inilah yang membuat Ina Koro menjadi satu-satunya penenun di kawasan tempat tinggalnya yang masih bekerja sama dengan Dekranasda NTT.
“Di sini ini kampung tenun. Jadi semua di sini kerjanya tenun. Awalnya kami sekitar ada lima orang yang dipanggil Dekra, tapi hanya saya saja yang masih tetap jual di Dekra” jelas perempuan berlesung pipi ini.
Hal tersebut membuat jumlah pesanan Ina Koro melonjak. Durasi kerja pun harus ditambah serta kreativitas dan multitasking perlu diterapkan dalam dirinya guna menjaga kepercayaan pelanggan. Menenun dua selendang sekaligus, serta mengolaborasi motif dari dua daerah yang berbeda ke dalam satu kain sarung atau selendang menjadi hal yang dilakukan Ina Koro untuk tetap mempertahankan kualitas dan kuantitas tenunannya.

Jenis Motif Kain Tenun dari NTT
Kain Tenun Jara Nggaja Ende
Kain tenun dari Nusa Tenggara Timur yang satu ini punya motif utama yang berbentuk heewan kuda dan gajah. Dua motif hewan ini punya makna dan filosofi lho.
Motif kuda sendiri melambangkan kendaraan menuju ke alam baka, sedangkan motif gajah melambangkan kendaraan dewa pemberi keadilan dalam kepercayaan masyarakat di Ende.
Ada kepercayaan yang cukup mistis dibalik Kain Tenun Jara Nggaja Ende lho! Konon katanya, pemakaian kain tenun motif ini harus tepat dan benar. Kalau enggak, dipercaya akan membawa penggunanya menuju kematian. Hiii merinding yaa!
Kain Tenun Kelimara Nggela
Kain Tenun Kelimara Nggela melambangkan kehidupan masyarakat di Nggela, NTT yang begitu harmonis dan menyatu dengan alam, terlebih gunung. Hal ini juga sebagai perlambang rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Motif Kelimara yang cantik lahir dari filosofi ini. Kain tenun Kelimara Nggela identik dengan motif segitiga serupa gunung yang menjulang ke atas. Umumnya berwarna coklat tua.
Kain Tenun Jarang Atibalang
Berikutnya ada kain tenun Jarang Atibalang. Kain tenun ini asalnya dari Maumere, Nusa Tenggara Timur. Tenun Jarang Atibalang ini kalau secara bahasa dapat diartikan, “jarang” yaitu kuda dan “atibalang” yakni manusia.
Sama seperti kain tenun Jara Nggaja di Ende, kain tenun Jarang Atibalang juga punya makna filosofis berupa kuda sebagai kendaraan manusia menuju ke alam berikutnya dalam kepercayaan masyarakat setempat.
Kain Tenun Lawo Butu
Motif yang satu ini dikabarkan udah hampir punah atau jarang sekali ditemui. Dapat dikatakan, kain tenun dengan motif Lawo Butu adalah kain tenun paling kompleks diantara kain tenun NTT lainnya!
Kain tenun Lawo Butu juga cukup unik lho! Kain tenun ini biasa dipakai menjelang upacara sakral untuk memanggil hujan. Motif-motif rumit dari kain tenun ini biasanya didominasi oleh motif kuda, sampan, gurita, dan masih banyak motif kompleks lainnya!

Tags: tenun ikat