...
Yang termasuk kategori KBLI 2020, antara lain:
Pendaftaran dalam satu permohonan pendaftaran merek dimungkinkan untuk mendaftar di lebih dari 1 (satu) Kelas. Hal ini akan mempengaruhi terhadap besaran biaya merek. Tercantum pada Pasal 4 ayat (5) UU Merek, yaitu:
“Biaya Permohonan pendaftaran merek ditentukan per kelas barang dan/atau jasa.”
Dari pasal tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak kelas yang didaftarkan, semakin besar pula biaya pendaftarannya.
Demikian penjelasan tentang sistem kategori bidang usaha dan produk yang perlu Sahabat Wirausaha ketahui. Semoga bermanfaat.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.
Referensi
Sebelum dicantumkan pada formulir permohonan pendaftaran, terlebih dahulu Anda harus menentukan kelas apa yang sesuai dengan bisnis Anda. Banyaknya pilihan tentu akan menyulitkan, namun berikut ini cara yang dapat membantu Anda dalam memilih Kelas Merek:
1. Tentukan bidang usaha/bisnis
Sebagaimana dijelaskan di awal, pemilik usaha harus menentukan terlebih dahulu apa kategori bisnisnya: menghasilkan barang atau memberikan jasa.
2. Pahami model bisnis yang dijalankan
Hal ini karena untuk suatu merek, dapat didaftarkan di lebih dari 1 (satu) kelas. Bisa saja dalam merek yang didaftarkan, terdapat beberapa model bisnis yang dijalankan. Misalnya, seperti bisnis kopi, bisa dimasukkan pada kelas 35 (penjualan di booth) dan kelas 43 (penjualan berbentuk kafe).
3. Tentukan Kata Kunci Bisnis
Dengan menentukan kata kunci pada bisnis, pemilik usaha dapat mengetahui kelas apa saja yang dapat dimasukkan untuk bisnis. Contohnya, jika kata kunci bisnis yang dimiliki adalah ‘boba’, kata ‘boba’ akan ditemukan di fitur pencarian kelas merek 29, 30, 32, 35, dan 43 beserta uraian jenis barang dan/atau jasa.
Pemilik usaha harus mendaftarkan merek hanya di jenis barang dan/atau jasa merek yang sesuai dengan bisnis yang dijalankan. Jika dianggap tidak sesuai, jenis barang dan/atau jasa merek tersebut dapat dicoret oleh DJKI dalam permohonan pendaftaran merek (Pasal 15 Permenkumham 67/2016). Tidak perlu bingung atau takut salah memilih jenis barang dan/atau jasa merek, karena saat pendaftaran merek, pemilik usaha dapat mengisi beberapa uraian jenis barang dan/atau jasa.
Kelas Merek adalah pengelompokkan atas suatu bidang usaha yang dijalankan oleh merek yang bersangkutan dan menjadi parameter yang digunakan secara global dalam perlindungan merek. Secara Internasional, pengelompokan ini berasal dari sistem klasifikasi yang diatur oleh Nice Classification.
Terdapat beberapa hal yang perlu dicantumkan, jika akan mendaftarkan merek. Menurut Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis (Undang-Undang Merek dan Indikasi Geografis), permohonan pendaftaran merek harus mencantumkan hal-hal berikut:
Untuk bisnis yang menjual atau memiliki suatu produk berupa bahan mentah, bahan tidak dikerjakan dan setengah dikerjakan, dan bahan jadi.
Untuk bisnis yang menawarkan Jasa atau Layanan, berupa kegiatan tertentu yang nantinya akan dilakukan.
Semua orang yang ingin mendaftarkan merek dapat memilih kelas-kelas yang cocok dengan tipe usaha yang dimiliki. Dikarenakan sistem ini diakui di banyak negara, maka proses pengajuan merek dagang secara internasional menjadi lebih efisien. Siapapun dapat mendaftarkan merek di lebih dari satu kelas untuk mencegah pihak lain menggunakan nama yang sama di klasifikasi yang berbeda.
Untuk menggunakan bahasa dengan efektif, berikut beberapa tips yang dapat diterapkan:
Latihan merupakan kunci untuk meningkatkan kemahiran berbahasa. Dengan berlatih berbicara dan menulis secara rutin, seseorang dapat mengasah kefasihan dan kejelasan dalam berkomunikasi.
Bahasa yang sesuai dengan pendengar atau pembaca akan memudahkan mereka dalam memahami pesan yang disampaikan. Menyesuaikan level dan gaya bahasa dengan audiens yang dituju adalah langkah penting yang harus diperhatikan.
Penggunaan contoh atau ilustrasi dapat membantu menjelaskan pemikiran atau konsep dengan lebih jelas dan mudah dipahami. Memberikan contoh konkret atau analogi yang relevan dapat memperkuat dan menggambarkan apa yang ingin disampaikan.
Proses kolaborasi dengan orang lain dapat membantu dalam perbaikan bahasa. Selain itu, dengan berdiskusi dan berinteraksi dengan orang lain, seseorang dapat memperoleh berbagai sudut pandang dan pengetahuan baru yang dapat memperkaya bahasa yang digunakan.