...
Jarum sulam lebih tebal daripada jarum jahit dan memiliki mata jarum yang jauh lebih besar. Jarum-jarum tersebut muncul dengan berbagai panjang, dengan ujung yang tajam maupun tumpul. Namun mana yang bagus untuk apa?
Jarum crewel sangat tampak seperti jarum jahit normal. Jarum-jarum itu agak panjang dan, meskipun mata jarumnya lebih panjang, tubuh jarumnya masih agak tipis. Jarum-jarum tersebut digunakan untuk jahitan permukaan – seperti namanya – jahitan crewel.
jarum chenille memiliki poros yang cukup pendek dan mata jarum yang besar untuk wol chenille. Jarum tersebut tajam untuk menembus kain tenunan yang padat. Jarum chenille cocok untuk jahitan chenille dan sulaman pita, tapi banyak penyulam lebih suka jarum chenille daripada jarum crewel untuk jahitan permukaan dan crewel.
Jarum permadani tampak seperti jarum chenille, tapi tumpul. Jahitan permadani dan sebagian besar jahitan terhitung (seperti tusuk silang atau blackwork) dikerjakan di kain dengan tenunan yang sangat longgar. Tidak perlu menusuk kain, jarum yang tumpul mendorong tenunan tenunan kain ke samping, sehingga mengurangi kerutan saat benang sulam dilewati.
Tahukah Anda bahwa Anda bisa meningkatkan keterampilan menjahit Anda dengan menyulam? Lihat “kursus menjahit di Jakarta yang murah” dan bergabung di salah satu kursus menjahit di dekat Anda.
Di Eropa, karya paling awal menggunakan tusuk tikam jejak, sulam rantai, dan tusuk belah. Pada Zaman Kuno akhir, roundel dan pita dekorasi ditemukan pada jubah Koptik dan vestimentum terkadang disulam menggunakan teknik-teknik itu, sisa-sisa sulaman Zaman Kegelapan menunjukkan bahwa kerajinan emas yang dilapisi sudah digunakan untuk membuat pembatas (seperti pada pakaian Ratu Merovingian, Arnegunde, abad ke-6 M) dan panel dengan teknik yang berkembang menjadi Opus Anglicanum yang kaya dari Abad Pertengahan (sulaman Maaseik, abad ke-10).
Beberapa teknik digunakan untuk membuat hiasan dinding menakjubkan dari abad pertengahan yang sebagian besar bertahan dari biara. Yang paling terkenal dari semuanya adalah permadani Bayeux, yang dibuat dengan metode laid-and-couch dan disebut tusuk Bayeux atau refilsaum, sebuah teknik yang hanya umum di Skandinavia. Jahitan yang dilapisi lainnya disebut Klosterstitch, yang populer di Jerman Utara, sementara tusuk bata Jerman digunakan pada permadani, bantal, tas, dan kantong di penjuru Eropa.
Teknik-teknik paling rumit dan indah adalah:
Mulai Renaisans, ada lebih banyak karya yang bertahan menggunakan berbagai jahitan berbeda untuk permukaan. Blackwork sangat populer pada periode Elizabethan, sedangkan pada abad ke-18 muncul sulaman pita di Prancis, sebuah teknik yang segera menyebar ke negara-negara lain bersama dengan mode Paris.
Permadani atau karya karpet menjadi sangat populer di abad ke-19, ketika tusuk silang perlahan mendapatkan popularitas yang dikenal sekarang.