"Keindahan dan Kebanggaan - Kain Tenun Troso Jepara"
Ciri Khas Kain Tenun Troso
Mengenai ciri khas dari Kain Tenun Troso ini, itu sangat terlihat dalam 2 poin sebagai berikut ini!
Ada dua motif yang paling dikenal di dalam pembuatan kain torso ini, yaitu: Motif Cemara (Pohon Cemara) dan Motif Lompong (Daun Talas).
Dulunya dua motif ini yang paling populer di lingkungan para masyarakat setempat.
Namun seiring berjalannya waktu, motif-motif ini mulai jarang dibuat karena tidak adanya permintaan dari pasar dan juga munculnya banyak motif yang bernuansa kontemporer.
Motif kontemporer tersebut, diantaranya: Motif Misris, Krisna, Ukir, Rantai, Mawar, Bambu, Burung, Naga, Lilin, Antik, Cempaka, dan masih banyak lagi.
Untuk pilihan warna, kain tenun Troso ini tampil dengan dominasi warna-warna yang klasik dan agak gelap seperti: warna coklat dan biru tua.
![](https://tenun.in/ind/img/img3757_7.jpg)
Proses Pembuatan Tenun Ikat
Meski alat yang pengrajin gunakan masih sederhana, proses pembuatan tenun Troso terbilang cukup rumit. Benang-benang sebagai bahan utama pembuat kain sebelumnya harus melalui proses pewarnaan terlebih dahulu kemudian berlanjut proses jemur untuk mengeringkan pewarnaan pada benang. Proses ini bernama menter atau pewarnaan.
Jika warna benang sudah kering, benang kemudian digulung dan dipasang pada ATBM. Jika benang sudah terpasang dan tertata, maka proses menenun bisa mulai berjalan. Kerumitan proses tersebut berlanjut dengan proses pewarnaan yang berjalan secara manual. Namun, justru hal ini membuat motif pada kain tenunan memiliki keunikan tersendiri.
Alat yang masih tradisional serta cara pembuatan tenun Troso yang sangat rumit menghasilkan kain yang tahan lama dengan motif yang indah dan detail. Penggunaan kain tenun ini pun cukup luas karena bisa dipakai oleh semua wanita dari berbagai kalangan tanpa adanya batas atau aturan adat.
Penulis: Tutla Ayuhanna, alumni Universitas Negeri Semarang. Tinggal di Jepara
![](https://tenun.in/ind/img/img3757_8.jpg)
Proses Pembuatan
Untuk pembuatan satu lembar Kain Tenun Troso ini, itu biasanya akan melewati 9 tahapan proses, yakni:
Tahap pertama ialah pengetengan atau juga disebut ngeteng, yaitu tahap dimana benang dari kelos-kelos (gulungan) aslinya akan digerai.
Pada tahap ini, benang yang masih dalam bentuk gulungan akan diuraikan ke dalam Plankan (sebuah bingkai dari Kayu).
Lalu, di Plankan ini akan beri gambar atau pola corak motif yang akan dibuat.
Tahap berikutnya ialah tahap pencelupan warna, dimana benang yang sudah diikat akan dicelupkan ke dalam bahan pewarna.
Benang-benang yang dicelupkan ke bahan pewarna tadi akan di jemur di bawah sinar matahari untuk mempercepat proses pengeringan.
Lalu akan dilanjutkan dengan tahap Malet atau penggulungan kembali benang-benang tadi dengan Kletek (alat penggulung dari bambu).
Nyekir adalah proses dimana para penenun akan melakukan penyiapan pola kembali.
Yang terakhir ialah tahap menenun, dimana benang lungsi (benang yang membujur) dan benang pakan (benang yang melintang) akan disatukan hingga membentuk sebuah kain dengan alat tenun bukan mesin (ATBM).
![](https://tenun.in/ind/img/img3757_9.jpg)
Tags: tenun