... Kerajinan Perak Kotagede: Panduan Lengkap untuk Kerajinan Jarum dan DIY

Kerajinan Perak Kotagede - Keindahan Seni Sulaman Perak untuk Karya DIY yang Memukau

Sejarah Kerajinan Perak Kotagede

Berdasarkan sejarahnya, kerajinan perak sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Islam berdiri pada abad ke-16. Pada waktu itu, abdi dalem kriya diperintahkan Panembahan Senopati untuk membuat perhiasan untuk kebutuhan kraton. Tradisi pembuatan kerajinan perak itu terus berlanjut hingga masa pemerintahan Sultan HB VIII. Seiring waktu, kerajinan perak di Kotagede mulai dikenal dunia.

Mulai Dikenal Dunia

Dilansir dari kanal YouTube BPNP DIY, industri perak Kotagede mulai berkembang dan dikenal pasaran dunia ketika para pengrajin perak di sana mulai berinteraksi dengan para pedagang dari bangsa Belanda. Waktu itu, para pedagang dari negeri kincir aingin itu memesan kebutuhan rumah tangga untuk orang-orang Eropa dengan bahan perak seperti sendok, garpu, sendok nasi, panci, piring, dan cangkir.

Masa Keemasan

Dalam periode selanjutnya, kerajinan perak di Kotagede mengalami masa keemasan, tepatnya antara tahun 1930-1940-an. Waktu itu muncul perusahaan-perusahaan baru pengrajin perak. Berbagai motif baru ukiran perak kemudian diciptakan. Bahkan kualitas hasil kerajinan perak ditingkatkan.

Seiring berkembangnya perusahaan-perusahaan perak tersebut, mereka kemudian berhasil mengembangkan kerja sama dengan pihak luar negeri. Secara umum, kerajinan perak terbagi atas beberapa jenis seperti kalung, gelang, cincin dan anting, miniatur, dekorasi atau hiasan dinding, serta aneka kerajinan lainnya.

Mulai Luntur

Kini, kerajinan perak mulai luntur. Kerajinan itu kini sedang mengalami surut dalam produksi. Kini, para pengrajin tak bisa menjadikan perak sebagai tumpuan hidup keluarga.

Bahkan, terjun ke industri perak dijadikan pilihan terakhir ketika mereka tidak mendapatkan pekerjaan yang lain. Tapi para pengrajin perak di sana tetap optimis kerajinan perak di sana akan kembali ke masa kejayaannya seperti di masa lalu.

HS Silver Kota Gede – Pengrajin Perak Tertua di Kota Yogyakarta

Kerajinan Perak Kota Gede – Kota Gede merupakan daerah di pinggiran kota Yogyakarta. Kota ini terdiri dari jalan-jalan sempit, dengan toko-toko perak tradisional dan rumah berubin mosaik berjajar di tepi jalan, dahulu rumah-rumah ini merupakan rumah para bangsawan dan pedagang kerajaan.

Kawasan ini sekarang terkenal sebagai pusat industri perak di Yogyakarta. Ada sejumlah workshop dimana pengunjung dapat berhenti dan menonton bagaimana perak dibentuk menjadi barang-barang yang unik dan indah.

Perak Yogya memiliki ciri khas yang unik yaitu berbentuk relief dengan warna hitam dan putih yang kontras. Kota Gede menghasilkan kerajinan perak yang indah seperti gelang, kalung, cincin, bros dan kerajinan lainya.

Salah satu pengrajin perak tertua di Kota Gede yaitu HS Silver. HS Silver merupakan perusahaan yang memproduksi perak berkualitas untuk pasar lokal maupun luar negeri. HS Silver menawarkan desain yang unik dengan motif yang khas, menonjol, dan ornament yang bervariasi didukung dengan teknik filigree yang sangat detail.

Daya Tarik Kerajinan Perak Kotagede

Seluruh kerajinan perak yang dihasilkan para pengrajin tidak hanya unik dan indah, melainkan menjadi karya seni bernilai tinggi. Harga kerajinan perak yang ditawarkan bervariasi, mulai dari belasan ribu hingga puluhan juta Rupiah, tergantung dari tingkat kerumitan pembuatannya. Saking indahnya, banyak turis mancanegara berdatangan mencari perhiasaan perak khas Kotagede sebagai aksesori atau cenderamata. Menariknya lagi, keindahan hasil kerajinan perak Kotagede juga banyak yang diekspor ke luar negeri.

Tentu saja perkembangan indusrti kerajinan perak menjadi langkah awal yang sangat baik bagi perekonomian Indonesia. Mengingat, industri kerajinan perak menjadi salah satu industri kreatif yang potensial untuk terus dikembangkan dan berdaya saing tinggi. Selain membuka peluang lapangan kerja seluas-luasnya, popularitas kerajinan perak di pasar internasional juga dapat terus mendorong kebangkitan ekonomi nasional pasca pandemi.


Tags: kerajinan

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia