Menemukan Inspirasi DIY - Wilayah-wilayah Sentra Kerajinan Gerabah di Provinsi Yogyakarta
Berkembang menjadi desa wisata
Kini Kasongan tak hanya memproduksi gerabah, tetapi sudah menjadi tujuan wisata. Di Desa Wisata Kasongan, tak sekadar produk kerajinan yang ditawarkan, wisatawan juga bisa praktik langsung mengolah tanah liat gerabah di rumah-rumah perajinnya. Wisatawan bisa membawa pulang produk kerajinan hasil buatannya.
Terdapat ratusan toko dan galeri seni yang memproduksi dan memajang aneka perabot dan hiasan yang berbahan dasar tanah liat di Kasongan. Harga yang dibanderol mulai dari Rp5.000 hingga puluhan juta rupiah, tergantung tingkat kesulitan proses pembuatannya dan seberapa besar ukuran yang diinginkan.
Patung Loro Blonyo, salah satunya. Patung ini merupakan produk yang paling dicari oleh wisatawan yang berkunjung ke desa ini. Patung yang berbentuk sepasang pengantin berpakaian adat Jawa ini konon dapat mendatangkan aura keberuntungan.
Ragam Jenis Produk Gerabah Kasongan
Jika dulunya hanya sekedar alat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kini perkembangan gerabah Kasongan terbilang massif, di mana setiap produk gerabah memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Salah satu sebabnya, produksi gerabah Kasongan terus diinovasikan dengan berbagai bahan yang mudah dikombinasikan, misalnya bambu, kayu, batok kelapa, rotan yang dihiasi dengan ornamen dan warna-warna cantik.
Berikut adalah sebagian kecil jenis-jenis produk Gerabah Kasongan:
– Patung-patung berornamen cantik dengan berbagai ukuran. Salah satu patung yang sempat laris terjual adalah patung sepasang pengantin Loro Blonyo berbaju adat Jawa, konon dipercaya membawa keberuntungan bagi penghuni rumah. Termasuk dengan patung Buddha, patung Bagong, Semar dan patung lainnya.
– Guci berbagai motif gambar, seperti bunga mawar, naga, burung merak, pegunungan, dan lainnya.
– Pot bunga dan tanaman yang tersedia dari berbagai ukuran mulai dari mini, sedang, hingga besar setinggi orang dewasa yang dihiasi motif-motif ornamen cantik.
– Souvenir pernikahan, hadiah, hingga oleh-oleh.
– Perabotan rumah tangga dengan nilai seni dan keindahan, seperti meja, kursi, lampu hias yang estetik, teko-teko, berbagai perabotan dapur: piring, mangkok, kuali dan lainnya.
– Pajangan rumah seperti bunga tiruan, topeng-topengan, berbagai miniatur moda transportasi mulai dari sepeda, becak, motoran, mobilan, hingga hiasan dinding.
– Perkakas rumah tangga yang beragam untuk konstruksi bangunan, mulai dari keramik terakota, aksesoris genting-genting, atap rumah seperti wuwung yang dihias dengan patung burung yang mencengkeram di atasnya.
Bahkan kini gerabah Kasongan sudah menjadi UKM yang diakui kiprahnya dalam bidang industri kerajinan lokal.
Berawal dari matinya seekor kuda
Saat menuju ke sentra kerajinan gerabah di Kasongan, kita akan melintasi gapura besar. Gapura itu diapit dua buah patung kuda.
Patung kuda itu punya kaitan erat dengan sejarah Kasongan. Konon, munculnya perajin gerabah di desa ini bermula dari kematian seekor kuda di tengah sawah pada masa kolonial.
Karena kuda yang mati tersebut milik orang Belanda, warga desa menjadi ketakutan. Sebab itu, pemilik tanah kemudian melepaskan tanahnya agar tidak dicari-cari oleh sang pemilik kuda. Tak lama berselang, hal serupa juga dilakukan oleh warga lain.
Warga yang kehilangan tanahnya kemudian memutar otak agar tetap memiliki mata pencaharian. Mereka mulai mengumpulkan tanah liat yang digunakan untuk membuat alat-alat dapur hingga mainan anak-anak.
Tags: kerajinan yang adalah yogya