Mengatasi Serat Merah di Feses Bayi - Tips dan Trik untuk Pekerjaan Jahit dan Kerajinan DIY
10 Warna feses bayi dan artinya untuk kesehatan si kecil
Warna feses bayi tentunya sangat bervariasi sejak ia lahir hingga beberapa bulan kehidupannya. Warna dari kotoran bayi ini dapat membantu dalam memberikan pemahaman terhadap kondisi kesehatan Si Kecil.
Ada beberapa warna feses yang dapat menandakan apakah kesehatan bayi termasuk sehat atau tidak. Mengutip dari Parents, berikut adalah 10 warna feses bayi beserta artinya dalam pemahaman kesehatan:
1. Hitam kehijauan
Ketika bayi pertama kali buang air besar, maka feses yang dihasilkan akan berupa kotoran bertekstur lengket berwarna hitam kehijauan. Kotoran ini kerap disebut dengan istilah mekonium atau feses pertama bayi.
Mekonium adalah campuran dari cairan ketuban, empedu, serta sekresi dari kelenjar usus bayi. Umumnya, mekonium tidak akan mengeluarkan bau busuk, tetapi ia akan lebih sulit untuk dibersihkan.
Feses ini biasanya dikeluarkan bayi dalam waktu dua hingga empat hari dari ia lahir. Kemudian, warna feses ini akan bertransisi menjadi hijau tua agak kecoklatan dan tetap bertekstur lengket, karena itu adalah hasil campuran dari mekonium dan ASI yang bayi konsumsi.
Apabila, bayi tidak buang air besar dalam jangka waktu di atas, maka Bunda wajib waspada dan bertanya pada dokter. Sebab kondisi tersebut dapat mengindikasikan adanya penyumbatan pada usus bayi.
2. Kuning
Selanjutnya pada usia di akhir minggu pertama, bayi akan mengeluarkan feses berwarna kuning cerah yang pekat, bertekstur encer, dan terkadang berbau busuk. Ini adalah hasil dari sisa ASI yang tidak tercerna oleh bayi dan empedu dari hati, sehingga akan muncul bintik-bintik kecil di dalam kotoran tersebut. Bunda tak perlu khawatir, feses berwarna kuning menunjukkan kondisi bayi yang sehat.
3. Kuning kecoklatan
Apabila bayi sudah mengonsumsi susu formula atau ASI dengan campuran susu formula, maka ia akan mengeluarkan feses yang berwarna kuning kecoklatan dengan tekstur yang lebih keras dan tebal. Tekstur ini mirip dengan selai kacang. Warna dari feses ini masih termasuk dalam jenis normal dan menandakan kondisi bayi sehat.
Cara mengatasi diare pada bayi
Diare yang disebabkan oleh infeksi virus dapat pulih dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, penting bagi bayi untuk tetap mendapatkan cukup cairan dan nutrisi selama mengalami diare. Berikut adalah beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diare pada bayi:
1. Pemberian ASI dan cairan elektrolit
Pada bayi diare yang berusia kurang dari enam bulan, Bunda bisa memberikannya asupan ASI yang lebih sering. Sebab, di dalam ASI terdapat kandungan nutrisi yang dapat menggantikan cairan dan nutrisi yang hilang selama bayi sering BAB.
Kemudian, kandungan dari ASI juga terdapat antibodi yang berguna untuk menguatkan bayi melawan bakteri atau virus penyebab diare. Selanjutnya, di usia lebih dari enam bulan, Bunda bisa memadukan pemberian ASI yang diselingi cairan rehidrasi oral, seperti oralit, tiap kali bayi BAB atau muntah.
2. Pemberian probiotik
Beberapa studi menyatakan bahwa memberikan probiotik dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan selama diare. Maka dari itu, Bunda bisa memberikan Si Kecil suplemen atau makanan yang mengandung probiotik, seperti yoghurt, saat ia terkena diare.
3. Memberikan suplemen zinc
Pemberian suplemen zinc diyakini dapat mengatasi diare pada balita. WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan bayi yang menderita diare serius dapat mengonsumsi suplemen zinc selama 10–14 hari.
Dosis pemberiannya sekitar 10 mg per hari untuk bayi berusia di bawah enam bulan. Di sisi lain, balita dapat mengonsumsinya sebanyak 20 mg per hari. Untuk mendapatkan dosis dan cara pemberian suplemen yang benar dengan hasil yang maksimal, Bunda bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak.
Apabila dari cara-cara di atas, penyakit diare yang diderita Si Kecil tidak lekas membaik, maka Bunda perlu segera memeriksakan ia ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang intensif.
Feses bayi dengan makanan tercerna sebagian
Perlu diketahui oleh orang tua bahwa tidak semua makanan yang dikonsumsi oleh bayi dapat dicerna sepenuhnya. Beberapa makanan melewati sistem pencernaan dengan cepat sehingga belum terurai dengan sempurna.
Nah, hal ini kemudian dapat menyebabkan munculnya gumpalan sisa makanan di kotoran bayi.
Lalu bagaimana penjelasan tentang perubahan feses bayi berdasarkan warnanya? Yuk simak di halaman berikut ini!
Frekuensi BAB Normal Bayi Usia 0-6 Bulan, Berapa Kali Sehari?
7 Potret Randy Pangalila dan Blair Anak Perempuannya yang Baru Ultah ke-2
Ruam Popok
Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.
Simak juga video rekomendasi popok untuk Si Kecil:
Feses bayi yang tidak normal
Seperti yang dijelaskan di awal, perubahan tekstur atau warna juga dapat mengindikasikan masalah kesehatan. Ibu perlu waspada dan mempertimbangkan agar anak dievaluasi oleh dokter apabila menemukan perubahan di bawah ini.
Feses lebih berair atau lembut dari biasanya
Pregnancy, Birth and Baby menyebutkan bahwa feses bayi yang berair atau lembut dari biasanya bisa jadi tanda diare. Selain bertekstur seperti itu, tanda diare lainnya adalah Ibu lebih sering mengganti popoknya karena frekuensi BAB bayi yang tidak normal. Kemudian, bayi juga menolak makan atau muntah-muntah.
Ibu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika feses bayi berair dan Si Kecil menunjukkan gejala-gejala tersebut. Bayi yang terkena diare lebih berisiko mengalami dehidrasi.
Feses bertekstur keras dan mirip kerikil
Apakah Ibu pernah mendapati feses bayi terlihat tidak normal seperti ini? Itu bisa menjadi pertanda bayi sedang mengalami sembelit atau konstipasi, Bu.
Penyebab bayi mengalami konstipasi meliputi:
- Baru beralih ke MPASI
- Sensitivitas terhadap susu
- Intoleransi terhadap kandungan zat pada ASI atau susu
Feses bercampur darah berwarna merah
Feses bayi dapat berubah warna menjadi merah karena makanan, seperti tomat. Akan tetapi, feses yang berwarna merah juga bisa dipengaruhi oleh darah.
Apabila darah berwarna merah ditemukan pada feses bertekstur normal, hal ini dapat menjadi tanda alergi terhadap protein susu. Jika tekstur feses berair, seperti terserang diare, darah pada feses merupakan tanda infeksi bakteri atau parasit.
Feses berlendir
Infeksi di dalam tubuh bayi juga dapat ditandai oleh feses berlendir. Pada feses bayi yang tidak normal ini, Ibu dapat melihat garis-garis berwarna hijau atau berlendir.
Feses berwarna putih atau abu-abu
Warna putih pada feses adalah petunjuk zat empedu di liver tidak cukup untuk mencerna makanan. Tak hanya berwarna putih seperti kapur, gangguan ini juga dapat berupa feses yang berwarna abu-abu. Secara garis besar, warna feses yang seperti ini dapat menjadi tanda kalau perut bayi tidak mampu mencerna makanan dengan baik.
Tags: benang bayi feses