Kerajinan Wayang Kulit - Keindahan Seni Sulaman Jarum dan Karya DIY
Contoh Kerajinan dari Kulit
">No | ">Hasil Kerajinan dari Kulit |
">1 | ">Kerajinan Alat Rebana Islami dari Kulit |
">2 | ">Kerajinan Bedug Masjid dari Kulit |
">3 | ">Kerajinan Helm dari Kulit |
">4 | ">Kerajinan Dompet dari Kulit |
">5 | ">Kerajinan Gantungan Kunci dari Kulit |
">6 | ">Kerajinan Gelang dari Kulit |
">7 | ">Kerajinan Ikat Pinggang dari Kulit |
">8 | ">Kerajinan Jaket dari Kulit |
">9 | ">Kerajinan Jok Kendaraan Bermotor dari Kulit |
">10 | ">Kerajinan Kaligrafi dari Kulit |
">11 | ">Kerajinan Sarung HP dari Kulit |
">12 | ">Kerajinan Sepatu dari Kulit |
">13 | ">Kerajinan Sofa dari Kulit |
">14 | ">Kerajinan Tas dari Kulit |
">15 | ">Kerajinan Tempat Korek Api dari Kulit |
Sentra Kerajinan Wayang Kulit, Pucung
Selama hampir 100 tahun Desa Pucung terkenal sebagai desa wayang kulit. Desa ini sudah resmi dinobatkan sebagai Sentra Kerajinan Wayang Kulit oleh pemerintah Kabupaten Bantul.
Desa wisata Pucung terletak di Kalurahan Wukirsari, hanya berjarak 2 km dari Makam Raja-Raja Imogiri. Selain keahlian penduduknya membuat wayang kulit, keindahan alamnya yang asri dengan suasana pedesaan juga menjadi daya tarik tersendiri.
Sejarah Pucung menjadi kampung pengrajin wayang kulit berawal dari mbah Atmo Karyo yang menjadi Lurah Dusun Pucung pada tahun 1917. Pada masa itu menjadi seorang Lurah harus mendapatkan pelatihan dari Panewu (Camat) yang memiliki hubungan langsung dengan keraton Jogja. Pelatihan mbah Atmo langsung dibina oleh Sultan Hamengkubuwono VII. Maka secara tidak langsung, mbah Atmo pun menĀjadi abdi dalem Keraton.
Mbah Atmo alias Mbah Glemboh kemudian diberi tugas Sultan untuk merawat dan menjaga wayang keraton. Saat itulah ia tertarik untuk membuat wayang kulit sendiri. Bersama dengan empat orang tetangganya: Mbah Reso Mbulu, Mbah Cermo, Mbah Karyo, dan Mbah Sumo, mbah Glemboh mulai belajar menatah wayang.
Mbah Glemboh awalnya hendak memperlihatkan hasil karyanya kepada Sultan. Namun di tengah perjalanan, BeĀlanda melihat hasil karya tersebut lalu membeli semuanya. Tambahan pula, pemilik salah satu toko batik terkenal yang kebetulan melihat, membawa wayang itu, kemudian membeli dan memajang wayang Mbah Glemboh di toko batiknya.
Dari sinilah wayang kulit mbah Glemboh semakin dikenal dan laris dibeli orang. Hingga kini, anak keturunan mbah Glemboh beserta segenap warga desa Pucung aktif memproduksi tatah sungging wayang.
Sentra Kerajinan Batik Kayu, Krebet
Kalau batik biasa dikenal dengan teknik tulis dan cap pada media kain, beda halnya dengan kampung Krebet yang memproduksi kerajinan batik pada media kayu. Para pengrajin batik di Sendangsari, Pajangan, Bantul menggunakan media kayu untuk berkreasi sejak tahun 1970-an.
Beberapa motif batik yang di produksi di Kampung Krebet antara lain parangrusak, parangbarong, Kawung, garuda, Sidomukti, dan Sidorahayu.
Awalnya produk yang dihasilkan para pengrajin di Desa Wisata Krebet sebatas topeng dan wayang. Namun, para pengrajin berinovasi dan mampu menghasilkan berbagai macam produk lainnya.
Berbagai produk kerajinan yang dihasilkan oleh warga Krebet adalah lemari, asesoris rumah tangga, patung kayu, kotak perhiasan, dan hiasan batik kayu lainnya. Soal harga mulai dari ribuan hingga jutaan rupiah.
Kantor Bappeda Bantul
Komplek Parasamya
Jl. RW. Monginsidi No.1, Bantul Kurahan, Bantul, Kec. Bantul Kab. Bantul, DI Yogyakarta 55711
Komite Ekonomi Kreatif Bantul
Jl. Prof. Dr. Supomo. Sh No.2 Bejen, Ringinharjo, Kec. Bantul Kab. Bantul, DI Yogyakarta 55712
Tags: kerajinan yang kulit