Seni Menyulam dan DIY - Mengungkap Makna Antelas Benang Bordir
Jarum
Meskipun berukuran paling kecil, jarum mampu menciptakan masalah yang memiliki efek cukup besar terhadap kualitas bordir. Untuk hasil jahitan yang akurat pembordir harus memilih jarum dengan ujung kecil dan paling tajam sehingga lebih efektif membawa benang melewati kain tanpa menyebabkan kerusakan baik pada kain atau pada benangnya sendiri. Rata-rata benang berukuran 70-75 bekerja dengan sangat baik untuk kebanyakan kain bordir, sedangkan untuk kain yang lebih tebal atau lebih berat pilih benang berukuran 80. Lain lain ketika menggunakan kain rajutan atau yang memiliki serat lebih longgar maka gunakan jarum dengan ujung tumpul atau ball point.
Pilihan berat benang juga akan berpengaruh pada hasil akhir bordir. Kebanyakan desain bordir dibuat untuk benang dengan berat 40. Jika menggunakan benang berukuran 30 atau 35 akan membuat desain terasa lebih kaku. Gunakan benang yang memang khusus dibuat untuk benang bordir.
Mengenal Bordir dan Jenis-Jenisnya
Bordir adalah kegiatan menyulam benang dengan jarum untuk membentuk pola dengan berbagai desain sesuai dengan kreativitas atau kebutuhan Anda. Mulai dari merajut logo perusahaan, nama, huruf, hingga pola dekoratif yang unik dan kompleks pada tekstil atau garmen.
Dikenal juga dengan istilah bordir atau bahkan biasa disebut dengan jahit rantai/tusuk, tidak sepenuhnya akurat karena jahit rantai hanyalah salah satu teknik dan gaya bordir yang bisa digunakan. Bordir dapat dilakukan dengan berbagai teknik, baik manual maupun digital (menggunakan mesin dan komputer). Masing-masing dengan penggunaan sendiri dan disesuaikan dengan kebutuhan Anda.
Belajar Tentang Bordir (Embroidery)
Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti logam, beads, manik-manik, bulu burung, dan payet.
Bordir berasal dari bahasa Belanda “Borduur” atau “menyulam” yaitu salah satu jenis sulaman yang dikerjakan dengan mesin jahit/mesin bordir.
Tusuk dasar yang dipakai membordir adalah tusuk/setik biasa dan tusuk loncat. Tusuk biasa adalah tusuk tikam jejak atau tusuk mesin jahit sedangkan tusuk loncat adalah pengembangan dari tusuk biasa dengan cara membuat loncatan-loncatan yang teratur dengan lebar loncatan sesuai dengan yang kita kehendaki atau sesuai dengan motif dan jenis sulaman yang hendak kita kerjakan.
Jenis-jenis sulaman bordir adalah perpaduan antara tusuk yang satu dengan yang lain. Dengan memvariasikan berbagai macam tusuk dan kreativitas dalam mengembangkan motif akan tercipta suatu teknik bordir yang beragam.
Beberapa teknik dasar atau tusuk sulaman paling awal adalah tusuk rantai (chain stitch), tusuk selimut (blanket stitch), tusuk lurus/jelujur (running stitch), tusuk satin, tusuk silang (cross stitch). Tusuk-tusuk tersebut sampai saat ini masih menjadi teknik dasar bordir tangan.
Selain disulam dengan tangan, ada juga dengan mesin jahit dan Mesin Bordir komputer. Bordir dengan mesin akan mendapatkan hasil yang relatif lebih banyak dengan waktu yang lebih singkat jika dibandingkan dengan sulaman tangan.
Kain dan benang yang dipakai untuk seni bordir berbeda-beda menurut tempat dan negara. Sejak ribuan tahun yang lalu, kain atau bedang dari wol, linen, dan sutra sudah dipakai untuk membuat sulaman. Selain benang dari wol, linen, dan sutra, sulaman modern menggunakan benang sulam dari katun atau rayon.
Tags: benang bordir