...
Perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 tak bisa dilepaskan dari para tokoh penting di baliknya.
Salah satu tokoh yang berada di balik pengibaran Sang Merah Putih pada saat Proklamasi Indonesia 17 Agustus 1945 adalah Fatmawati, istri Soekarno.
Lantaran peran itulah, biografi Fatmawati, tokoh yang menjahit bendera merah putih ini perlu kamu ketahui.
Fatmawati berperan sebagai orang yang menjahit Sang Saka Merah Putih dengan tangannya sendiri. Bendera itu akhirnya menjadi bendera yang pertama kali dikibarkan pada saat upacara Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945.
Untuk mengetahui lebih lengkap tentang Fatmawati, simak ulasan berikut ini.
Biografi Fatmawati, tokoh yang menjahit bendera merah putih memang sangat melekat dalam sejarah proklamasi. Pasalnya, bendera merah putih akhirnya bisa dikibarkan berkat bantuan dari Fatmawati.
Pada Jumat tanggal 17 Agustus 1945, golongan tua dan muda mencapai kesepakatan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Saat itu, Fatmawati kemudian berinisiatif untuk membuat bendera merah putih untuk dikibarkan.
Namun, tidak mudah mendapatkan kain merah dan putih saat itu. Akhirnya, Fatmawati berhasil mendapatkan kain berkat bantuan dari Shimizu, orang yang ditunjuk Jepang sebagai perantara perundingan dengan Indonesia.
Saat menjahit bendera merah putih, Fatmawati sedang dalam kondisi rentan. Pasalnya, ia tengah hamil besar putra sulungnya. Oleh karena itulah bendera merah putih menjadi lebih berarti karena dijahit dengan tangan.
Akhirnya, bendera yang dijahit Fatmawati bisa dikibarkan oleh Latief Hendraningrat, S. Suhud, dan Trimurti pada saat Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Kini, bendera tersebut masih tersimpan di Monumen Nasional Indonesia.
Pada bulan Agustus 1938, Soekarno diasingkan ke Bengkulu karena dianggap membahayakan pemerintahan Kolonial Belanda. Walau diasingkan, Bapak Presiden yang satu ini tetap aktif melakukan kegiatan dan bertemu dengan masyarakat di sana. Termasuk berkenalan dengan ayah Fatmawati yaitu H.Hassan Din yang kemudian memintanya untuk menjadi guru. Di sana, Fatmawati juga berstatus sebagai murid.
Lulus dari Muhammadiyah, Soekarno menawarkan Fatmawati untuk bersekolah di Rooms Katholik Vakschool. Meski terhalang persyaratan masuk, Sang Proklamator menjamin akan mengurus semua keperluan sekolah dan mengizinkan Fatmawati tinggal di rumahnya.
Ketika anak angkatnya Ratna Djuami melanjutkan pendidikan ke Yogyakarta, isteri pertama Soekarno, Bu Inggit ikut menemani. Fatmawati dan Soekarno pun saling mengenal satu sama lain. Hingga akhirnya, Soekarno menyatakan keinginan untuk menikahi Fatmawati kepada Bu Inggit. Bu Inggit memutuskan untuk kembali ke Bandung dan bercerai dari suaminya.