... Panduan Jahitan Operasi Usus Buntu: Cara DIY untuk Pemula

"Pembedahan Usus Buntu - Prosedur dan Pemulihan"

Semua Hal yang Penting Diperhatikan Pasca Operasi Usus Buntu

Radang usus buntu (apendisitis) menandakan adanya peradangan pada apendiks. Kondisi ini menunjukkan gejala yang khas berupa sakit perut yang muncul di sisi kanan bawah.

Selain itu, beberapa juga mengalami gejala usus buntu lainnya, seperti demam, mual dan muntah, serta diare.

Jika tidak ditangani dengan segera, abses (benjolan berisi nanah) dapat terbentuk dan usus buntu yang meradang akan pecah.

Kondisi usus buntu pecah tentunya dapat menyebarkan infeksi yang bisa mengancam jiwa. Itulah sebabnya, usus buntu yang meradang dan terinfeksi perlu segera diangkat lewat operasi pembedahan.

Pasca operasi usus buntu, terdapat beberapa hal yang perlu Anda diperhatikan. Berikut di antaranya.

Operasi usus buntu termasuk tindakan medis kecil yang efeknya tidak terlalu parah. Namun, bukan berarti Anda dapat langsung melakukan berbagai aktivitas pasca operasi usus buntu. Faktanya, tubuh Anda tetap memerlukan waktu untuk memulihkan diri.

Waktu pemulihan biasanya tergantung pada kondisi masing-masing dan jenis prosedur medis yang dipilih. Pasalnya, ada dua prosedur yang tujuannya sama, yaitu mengangkat bagian usus buntu yang meradang tapi waktu pemulihannya berbeda.

Laparoskopi

Laparoskopi biasanya dipilih ketika usus buntu yang meradang belum pecah dan belum menimbulkan komplikasi.

Jenis operasi ini memakan waktu pemulihan yang lebih cepat ketimbang operasi terbuka. Alasannya, karena laparoskopi tidak menimbulkan luka besar pada pasien sehingga pasien dapat cepat sembuh.

Operasi terbuka

Pada kasus usus buntu yang cukup parah, operasi terbuka akan dijadikan sebagai perawatan medis pilihan. Jenis operasi ini mengharuskan dokter membuat sayatan besar di sekitar perut.

Proses operasi

Pada umumnya, appendectomy mengharuskan kamu melakukan rawat inap. Dokter akan menentukan metode operasi apa yang harus kamu jalani tergantung kondisi kesehatan kamu dan juga tingkat keparahan radang yang kamu alami.

Proses operasi biasanya dilakukan dengan melakukan anestesi menyeluruh yang membuat kamu terlelap sepanjang operasi berlangsung. Baik open appendectomy ataupun laparoscopic appendectomy, kedua prosedur ini akan melewati proses:

Saat operasi selesai kamu akan dipindahkan ke ruang khusus pemulihan. Tim medis akan memantau beberapa tanda vital seperti detak jantung dan pernapasan kamu.

Prose pemulihan kamu akan tergantung dari jenis operasi apa yang kamu jalani dan anastesi apa yang kamu dapatkan.

Saat denyut nadi, tekanan darah, pernapasan mulai stabil, dan kamu mulai tersadar, perawat akan memindahkan kamu ke kamar rawat biasa.

Ikuti setiap arahan perawat selama kamu di rumah sakit. Dokter biasanya akan melakukan pengecekan rutin dan menentukan kapan kamu bisa pulang.

  • Jangan mengangkat benda berat
  • Minum air putih yang cukup
  • Jalan santai setiap hari
  • Jaga luka operasi tetap bersih dan steril
  • Istirahat yang cukup
  • Mengalami demam tinggi di atas 38,8 derajat celcius
  • Tidak buang air besar atau kentut selama 3 hari pasca operasi
  • Rasa sakit yang tidak kunjung hilang terutama di area bekas sayatan
  • Sakit perut, kram, atau bengkak yang kian parah
  • Muntah
  • Muncul tanda kemerahan, pembengkakan, pendarahan, atau keluarnya cairan lain dari dalam luka bekas sayatan operasi.
  • Hilang nafsu makan, atau tidak bisa makan dan minum apapun
  • Batuk terus menerus dan kesulitan bernapas
  • Diare selama lebih dari 3 hari.

Itu dia pembahasan mengenai prosedur operasi usus buntu. Jangan ragu berkonsultasi pada dokter jika kamu merasakan gejala tidak enak pada perut kanan bagian bawah, karena bisa saja ini adalah usus buntu yang perlu penanganan medis lebih lanjut.

Kenapa usus buntu harus dipotong?

Usus buntu sebenarnya bukanlah organ vital, artinya kita bisa hidup baik-baik saja tanpanya. Meski begitu, letaknya yang dekat dengan usus besar membuatnya rentan akan infeksi.

Baik infeksi karena bakteri, tumpukan kotoran, maupun bahan menular lainnya. Jika usus buntu terinfeksi maka perlu segera diangkat sebelum menginfeksi usus besar dan organ lain di dalam perut.

Maka dari itu, saat usus buntu mengalami peradangan, sakit, bengkak, dan infeksi dokter biasanya akan menyarankan prosedur operasi usus buntu.

Gejala usus buntu yang harus kamu waspadai

Jika kamu mengalami gejala usus buntu di bawah ini, segera periksakan diri ke dokter sebelum semakin parah dan pecah.

  • Rasa sakit pada perut bagian kanan bawah
  • Perut yang terlihat membengkak
  • Otot perut terasa kaku
  • Sembelit atau diare
  • Mual
  • Muntah
  • Nafsu makan menghilang
  • Demam ringan.

Prosedur Usus Buntu

Prosedur operasi ini bervariasi, tergantung pada jenis operasi yang direkomendasikan dokter. Berikut ini jenis operasi usus buntu yang perlu kamu ketahui:

Jenis operasi ini umumnya kurang invasif. Pada apendektomi laparoskopi, dokter membuat sekitar 3 sayatan kecil ke dalam perut. Mereka akan melihat kondisi usus buntu dengan alat laparoskop.

Kedua prosedur di atas memerlukan pemulihan di rumah sakit dan waktu pemulihan tambahan di rumah. Prosedurnya akan sesuai dengan pilihan pasien dan teknik yang tepat. Baca lebih lanjut mengenai Apa yang Perlu Disiapkan Sebelum Operasi Usus Buntu?

Ada beberapa risiko atau efek samping yang bisa terjadi pasca operasi usus buntu, antara lain:

1. Nanah di area operasi

Kumpulan nanah atau abses berisiko muncul dan terbentuk pada luka sayatan. Gejala dari abses di area operasi antara lain demam tinggi, tidak enak badan, badan lemas, dan nyeri hebat.

2. Penyumbatan usus

Kondisi ini dikenal dengan sebutan obstruksi usus. Gangguan terjadi saat makanan dan cairan tidak bisa melewati usus kecil atau usus besar. Gejalanya berupa nyeri perut hebat, susah BAB, mual, dan muntah.

3. Perdarahan di dalam atau luar tubuh

Perdarahan tak hanya di bekas sayatan saja. Risikonya juga dapat terjadi akibat kerusakan pembuluh darah atau organ lain dalam perut akibat goresan alat-alat medis.

4. Adhesi usus

Adhesi adalah perlengketan organ yang terjadi akibat proses penyembuhan luka yang belum sempurna. Pada operasi usus buntu, masalah ini terjadi ketika bekas jahitan menempel pada bagian usus lain, seperti rahim dan rongga perut.

5. Peradangan pada peritoneum

Peradangan pada area peritoneum dikenal dengan sebutan peritonitis. Area ini adalah lapisan tipis di dinding bagian dalam perut. Jika meradang, gejalanya dapat berupa mual, diare, menggigil, demam tinggi, dan perut terasa kembung.


Tags: jahit usus

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia