...
HS Silver berdiri sejak tahun 1950an di wilayah Kotagede, Yogyakarta Indonesia. Kotagede sejak zaman Mataram Islam sudah terkenal dengan kerajinan peraknya. Pendiri HS Silver, Bapak dan Ibu Harto Suharjo tertarik dengan bisnis perhiasan dan memilih untuk membuka toko pertama mereka dengan nama Terang Bulan.
Pada awal mulanya, Terang Bulan memproduksi perhiasan dari tembaga, kemudian mengembangkannya menjadi perhiasan perak dan mengganti nama menjadi HS Silver yang merupakan singkatan dari nama Harto Suhardjo.
HS Silver sekarang dikelola oleh generasi ketiga dalam keluarga, memastikan untuk tetap menjaga kearifan lokal dan warisan budayanya. Pada tahun 1998, HS SILVER memperoleh sertifikat ISO 9000 seri B dan di tahun 2000 juga memperoleh sertifikasi ISO 9001: TUV . Sertifikasi ini merupakan bentuk pengakuan kepada HS SILVER yang berkomitmen dalam menjaga kualitas produk.
Miniatur Andong Kuda 2
dibuat secara handmade sehingga menghasilkan kerajinan tangan yang memiliki kualitas tinggi dan banyak didiminati .
Miniatur Andong Kuda 2
cocok dijadikan souvenir / hadiah pensiun . miniatur ini terbuat dari bahan tembaga dan finishing plating silver dan di lengkapi dengan lapisan coating, sehingga Miniatur Kapal Konstitusi ini akan awet dan tahan lama dan lengkapi dengan kemasan batik box kaca.
Miniatur Andong Kuda 2
Bisa Anda pesan secara satuan maupun jumlah partai.
Bisa request kacanya di ganti dengan akrilik
Anda juga bisa sekalian memesan plat tulisan ucapan untuk mempercantik souvenir yang akan di bagikan.
SILAHKAN HUBUNGI ADMIN UNTUK PEMESANAN.
KLIK IKON WA.
Seluruh kerajinan perak yang dihasilkan para pengrajin tidak hanya unik dan indah, melainkan menjadi karya seni bernilai tinggi. Harga kerajinan perak yang ditawarkan bervariasi, mulai dari belasan ribu hingga puluhan juta Rupiah, tergantung dari tingkat kerumitan pembuatannya. Saking indahnya, banyak turis mancanegara berdatangan mencari perhiasaan perak khas Kotagede sebagai aksesori atau cenderamata. Menariknya lagi, keindahan hasil kerajinan perak Kotagede juga banyak yang diekspor ke luar negeri.
Tentu saja perkembangan indusrti kerajinan perak menjadi langkah awal yang sangat baik bagi perekonomian Indonesia. Mengingat, industri kerajinan perak menjadi salah satu industri kreatif yang potensial untuk terus dikembangkan dan berdaya saing tinggi. Selain membuka peluang lapangan kerja seluas-luasnya, popularitas kerajinan perak di pasar internasional juga dapat terus mendorong kebangkitan ekonomi nasional pasca pandemi.
Berdasarkan sejarahnya, kerajinan perak sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Islam berdiri pada abad ke-16. Pada waktu itu, abdi dalem kriya diperintahkan Panembahan Senopati untuk membuat perhiasan untuk kebutuhan kraton. Tradisi pembuatan kerajinan perak itu terus berlanjut hingga masa pemerintahan Sultan HB VIII. Seiring waktu, kerajinan perak di Kotagede mulai dikenal dunia.
Dilansir dari kanal YouTube BPNP DIY, industri perak Kotagede mulai berkembang dan dikenal pasaran dunia ketika para pengrajin perak di sana mulai berinteraksi dengan para pedagang dari bangsa Belanda. Waktu itu, para pedagang dari negeri kincir aingin itu memesan kebutuhan rumah tangga untuk orang-orang Eropa dengan bahan perak seperti sendok, garpu, sendok nasi, panci, piring, dan cangkir.
Dalam periode selanjutnya, kerajinan perak di Kotagede mengalami masa keemasan, tepatnya antara tahun 1930-1940-an. Waktu itu muncul perusahaan-perusahaan baru pengrajin perak. Berbagai motif baru ukiran perak kemudian diciptakan. Bahkan kualitas hasil kerajinan perak ditingkatkan.
Seiring berkembangnya perusahaan-perusahaan perak tersebut, mereka kemudian berhasil mengembangkan kerja sama dengan pihak luar negeri. Secara umum, kerajinan perak terbagi atas beberapa jenis seperti kalung, gelang, cincin dan anting, miniatur, dekorasi atau hiasan dinding, serta aneka kerajinan lainnya.
Kini, kerajinan perak mulai luntur. Kerajinan itu kini sedang mengalami surut dalam produksi. Kini, para pengrajin tak bisa menjadikan perak sebagai tumpuan hidup keluarga.
Bahkan, terjun ke industri perak dijadikan pilihan terakhir ketika mereka tidak mendapatkan pekerjaan yang lain. Tapi para pengrajin perak di sana tetap optimis kerajinan perak di sana akan kembali ke masa kejayaannya seperti di masa lalu.