... 10 Cara Menenun Rangrang Nusa Penida: Panduan Langkah demi Langkah!

Keindahan Tenun Rangrang Nusa Penida - Seni Rajut dan Kerajinan DIY

Proses Mordanting

Proses pewarnaan benang sutra dimulai dengan mordanting menggunakan air tawas, yang bertujuan untuk menyiapkan benang sutra agar dapat menyerap pewarna alam dengan sempurna.

Sementara untuk mendapatkan warna biru digunakan campuran pasta indigo dan gula merah dengan perbandingan 1:1. Berbeda dengan proses pewarnaan lainnya, pewarnaan benang sutra dengan pewarna indigo tidak membutuhkan proses perebusan.

Lain halnya untuk memperoleh warna kekuningan, benang sutra perlu direndam selama sehari semalam dalam larutan warna kuning yang diperoleh dari hasil perebusan kulit delima. Sementara untuk mendapatkan warna coklat, benang sutra direndam dalam larutan bunga sidawayah yang dicampur dengan air kapur untuk mendapatkan efek coklat agak dan kemerahan.

Cepuk Rangrang, Kain Tenun Yang Sakral dari Nusa Penida

Untuk para pecinta kain tradisional tentunya pernah mendengar tentang Tenun Cepuk Rangrang yaitu kain tenun endek khas dari Nusa Penida, kepulauan kecil di sebelah tenggara dari pulau Bali.

Kain Tenun Cepuk Rangrang ini dulunya dipercaya sebagai salah satu jenis kain yang sakral oleh para penduduk setempat, yang mana hanya dipakai saat acara-acara adat yang bersifat spiritual saja.

Karena memiliki corak motif yang unik dan hadir dengan pilihan warna-warna yang cerah membuat kain ini sangat diminati saat ini oleh banyak kalangan masyarakat.

Kain ini biasanya dipilih sebagai kain bawahan saat menghadiri acara yang bersifat non-formal dan semi-formal.

Kegunaan Tenun Rangrang

Tenun rangrang dulunya merupakan jenis kain tenun leluhur warga pulau Nusa Penida yang masuk wilayah Provinsi Bali. Kala itu, hampir tidak ada pengrajin yang jual tenun jenis ini bahkan di Bali sekalipun. Pengrajin lebih banyak membuat untuk dipakai sendiri.

Fungsi kain tenun yang berasal dari daerah Bali ini pun sebatas dijadikan sebagai perlengkapan upacara keagamaan pada saat itu. Biasanya, kain ini dikenakan sebagai atasan penutup dada kaum perempuan saat ritual keagamaan.

Seiring perkembangan jaman, jenis kain rangrang yang mulanya hanya diperuntukkan sebagai sebagai pelengkap ritual saja, kini ini banyak dimanfaatkan oleh para pengrajin untuk membuat berbagai macam busana serta produk kerajinan yang bernilai jual tinggi.

Demikianlah informasi tentang keistimewan kain tenun rangrang dari nusa penida, Bali yang perlu anda ketahui. Semoga dapat bermanfaat untuk kita semua. Terima kasih.


Fungsi Kain Tenun Cepuk Rangrang

Menurut fungsinya, kain cepuk rangrang ini bisa dibagi menjadi 6 jenis yaitu:

1. Cepuk Ngawis
Kain cepuk ini hanya dikenakan saat menghadiri Upacara-Upacara Pitra Yadnya, salah satu contohnya: Upacara Ngaben atau Kremasi Mayat.

3. Cepuk Liking Paku
Jenis kain cepuk yang dipakai oleh para laki-laki dalam upacara potong gigi.

4. Cepuk Kecubung
Jenis kain cepuk yang dipakai oleh para perempuan dalam upacara potong gigi.

5. Cepuk Sudamala
Kain cepuk biasanya dipakai ketika melakukan ritual pembersihkan diri, seperti: melukat.

6. Cepuk Kurung
Kain cepuk yang biasa digunakan oleh masyarakat dalam hari-hari biasa.

Rangrang Nusa Penida Bali

The main materials used in the manufacture of Rangrang traditional hand woven are yarns and dyes. The yarns might come from natural fibers or synthetic fibers. As for the dyes, the majority uses the natural dyes that available in the garden or field of the residents.

The natural dyes that offered by nature are in the form of leaves, fruits and roots. These are includes the leaves of indigo (tarum), teak leaves, turmeric, the tree bark of cashew, mango, jamblang, and others. The use of dyes from natural materials taken from nature is a wise option in reducing the adverse impacts on the environment and the availability can be maintained in nature. This is in accordance with the concept of Tri Hita Karana.


Tags: tenun

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia