... Kain Tenun Ulap Doyo: Panduan Lengkap & Ide DIY untuk Seni Sulam

Kain Tenun Ulap Doyo - Keindahan Seni Merajut dan DIY

Cara Pembuatan Kain Ulap Doyo

Image: Tribun Kaltim

Bagian daun doyo yang digunakan adalah seratnya. Cara pembuatannya adalah dengan mengeringkan daunnya. Lalu daunnya disayat mengikuti arah serat daun hingga menjadi serat yang sangat halus. Serat-serat inilah yang kemudian dijalin dan dilinting hingga membentuk benang kasar.

Agar tampilannya menjadi lebih menarik, benang doyo diberi warna dengan pewarna alami yang berasal dari tanaman asli dan banyak tumbuh di Kalimantan. Ada tiga jenis warna yang digunakan dan warna tersebut dihasilkan dari sari tumbuhan berikut ini:

  • Merah yang berasal dari buah glinggam, kayu oter, dan buah londo.
  • Cokelat dari kayu uwar.
  • Hitam berasal dari daun putri malu, umbi kunyit, dan getah akar.

Indonesia Kaya menulis bahwa proses tenun ini sudah ada sejak berabad-abad silam, tepatnya sebelum abad ke-17. Bahkan usianya diduga hampir sama dengan usia keberadaan Kerajaan Hindu Kutai. Yang menguatkan pernyataan ini adalah temuan antropologi yang menyebutkan adanya korelasi antara motif pada tenun ulap doyo dengan strata sosial pemakai dari kelompok masyarakat yang ada di sana.

Sejarah Kain Ulap Doyo

Kain tenun ulap doyo ini sudah ada sejak lama, sejak berabad abad silam. Ada yang menduga bahwa kain memiliki usia yang sama dengan keberadaan kerajaan Hindu Kutai. Hal ini diperkuat dengan temuan antropologi diantara motif pada tenun ulap doyo dan strata sosial dari masyarakat pemakainya.

Sejak pada masa kerajaan kutai, kain tenun ulap doyo ini sudah sangat terkenal dan terdapat pembedaan sosial berdasarkan kelas dan strata nya. Kain tenun ulap doyo ini dapat digunakan oleh kaum wanita maupun pria.

Kain tenun ulap doyo ini terbuat dari daun doyo yang tumbuh secara liar di pedalaman Kalimantan. Motif yang berada dalam kain ulap doyo ini terinspirasi dari flora dan fauna yang berada di tepi sungai mahakam.

Kain tenun ulap doyo dibuat secara turun temurun dan diwariskan melalui proses yang unik. Kaum wanita dayak benuaq sudah menguasai proses pembuatan dari kain tenun ini pada saat usia belasan tahun secara spontan, tanpa melalui latihan.

Keahlian tersebut didapatkan hanya dengan melihat proses para wanita yang lebih tua secara berulang ulang. Hampir sulit menemukan orang yang menguasai teknik dari kain tenun ulap doyo di luar suku dayak benuaq.

Pada tahun 2013, kain tenun ulap doyo ditetapkan sebagai warisan budaya nasional. Warisan ini menjadi suatu kebanggaan bagi masyarakat Kalimantan Timur. Keberadaan kain tenun ulap doyo juga ada hingga saat ini, terbukti bahwa kain tradisional ini dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat.

Ulap Doyo, Kain Tenun Khas Kalimantan Timur

Ulap Doyo merupakan salah satu produk kebudayaan Indonesia yang berasal dari daerah Kalimantan Timur.

Kerajinan Ulap Doyo yang berbentuk kain tenun ini menjadi produk khas yang hanya bisa Kawan temui di daerah tersebut.

Indonesia memang dikenal dengan keberagaman produk kebudayaan yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.

Bahkan, hampir di setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki produk kerajinan khasnya masing-masing, termasuk dalam bentuk kain tenun.

Misalnya Kawan bisa menemui kain tenun Pandai Sikek ketika berkunjung ke Tanah Datar, Sumatra Barat.

Contoh lain juga bisa Kawan temui ketika berkunjung ke Flores, Nusa Tenggara Timur yang juga memiliki kain tenun khas bernama Sikka.

Nah, Ulap Doyo juga menjadi salah satu bentuk produk kebudayaan kain tenun yang bisa Kawan jumpai ketika berkunjung ke Kalimantan Timur.

Tahukah Kawan bahwa produk kerajinan yang satu ini ternyata

Simak pembahasan lengkap tentang Ulap Doyo pada bagian berikut agar Kawan bisa mengenal lebih dalam tentang kain tenun khas dari Kalimantan Timur tersebut.

Proses pembuatan Ulap Doyo

Jika dirinci secara keseluruha, proses pembuatan ulap doyo terbagi menjadi 20 tahap lho. Tetapi secara garis besar, kain ulap doyo dibuat dengan langkah-langkah berikut!

· Pemanenan daun doyo

Pembuatan ulap doyo dimulai dengan mengambil daun doyo yang sudah setengah tua dan berukuran 1-,15 meter sebanyak 60-100 lembar. Kita hanya boleh memetik 1-3 lembar daun tiap pohonnya. Daun tersebut direndam sampai menyisakan seratnya saja.

· Proses Rorot

Sebelum digunakan untuk membuat benang tenun, daun doyo dikerik atau dirorot. Proses rorot dilakukan di tengah aliran sungai, agar serat doyo tidak kusut dan tidak berubah warna jadi merah atau coklat tua.

· Pengeringan serat

Usai proses perorotan, serat doyo dijemur dengan cara menggantung. Jika benang para proses pengerikan bersih maka hasil pengerikan bersih. Sedangkan air kecoklatan menghasilkan benang berwarna krem.

· Pewarnaan Benang

Selanjutnya benang diwarnai menggunakan bahan alami, seperti:

1. Buah glinggam, kayu oter, dan buah londo untuk warna merah

2. Ekstraks kayu uwar untuk warna coklat

3. Daun putri malu, umbi kunyit dan getah akar untuk warna hitam

4. Daun putri malu juga menghasilkan warna hijau

5. Parutan umbi kunyit menciptakan pewarna kuning pekat

Teknik pembuatan ulap doyo diwariskan secara turun temurun. Uniknya, wanita Dayak Benuaq mampu menguasai pembuatan kain ini secara spontan sejak usia belasan tahun. Mereka hanya melihat proses tenun dari ibu atau sesepuh secara berulang, tanpa proses latihan. Pasti akan sulit menemukan orang yang menguasai proses menenun kain ulap doyo di luar Suku Dayak Benuaq.

Alat yang Digunakan untuk membuat kain doyo

1. Pengament (ikat pinggang)

2. Apit (penggulung kain)

3. Bliraq (penumbuk saat menenun atau parang-parangan)

4. Buyutn disebut juga sisir (merapikan benang lungsin)


Tags: tenun doyo

`Lihat Lagi
@ 2024 - Tenun Indonesia