...
Seperti jenis tumbuhan pada umumnya, tanaman ini memiliki beberapa karakteristik atau ciri khas yang membedakannya dengan jenis tumbuhan yang lain. Karakteristik tersebut antara lain melekatnya sistem rhizoma-dependen pada tumbuhan ini.
Sistem unik tersebut merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki oleh tanaman ini yaitu masa pertumbuhan yang relatif lebih cepat dibandingkan tumbuhan pada umumnya. Tanaman ini mampu mengalami pertambahan dimensi sepanjang 24 inchi atau sekitar 60 cm dalam satu hari.
Bahkan jika kondisi tanah dan iklim tempat tumbuhnya bersahabat, tanaman ini mampu mengalami pertumbuhan lebih dari itu. Tanaman ini memiliki struktur morfologi tertentu baik untuk bagian batang, daun, akar maupun tunasnya yang dikenal dengan istilah rebung.
Batangnya memiliki bentuk silinder memanjang yang terdiri atas beberapa ruas. Batang ini muncul dari akar-akar rimpang yang kemudian pada saat umurnya sudah mulai menua, batangnya cenderung berongga dan berubah menjadi keras.
Batang tumbuhan ini umumnya dibungkus oleh daun-daun yang biasa disebut pelepah batang yang akan berguguran ketika mulai menua. Di bagian ujung pelepah batang tersebut terdapat subang yang merupakan perpanjangan dari batang yang berbentuk menyerupai segitiga.
Tanaman ini umumnya memiliki tinggi sekitar 0,3 meter hingga 30 meter dengan diameter batang berkisar antara 0,25 cm hingga 25 cm yang ketebalan dindingnya mencapai 25 mm.
Daun tanaman ini merupakan jenis daun lengkap yaitu daun yang memiliki pelepah daun, helaian daun, dan tangkai daun. Pertulangan daun sejajar, dimana terdapat satu tulang daun berukuran besar di bagian tengah daun dengan tulang daun berukuran kecil di sekitarnya yang tampak tersusun sejajar satu sama lain.
Ujung daun berbentuk runcing, tepi daun rata, bangun daun lanset, dan daging daun bertekstur menyerupai kertas. Permukaan daun bagian atas memiliki warna hijau yang lebih terang dibandingkan dengan permukaan daun bagian bawah yang cenderung berwarna hijau gelap.
Habitat bambu umumnya ditemukan di daerah-daerah dengan berbagai jenis iklim, mulai dari daerah beriklim tropis panas hingga daerah yang memiliki iklim dingin pegunungan.
Sebaran tanaman ini di dunia umumnya ditemukan di sepanjang Asia Timur tepatnya pada 50 o Lintang Utara di daerah Sakhalian hingga Australia bagian utara, dan di Sub Sahara Afrika, India bagian barat hingga Himalaya, dan juga di Amerika dari Amerika bagian Utara (pertengahan Atlantik) hingga Amerika bagian Selatan (Chili dan Argentina), hingga mencapai titik paling selatan tepatnya pada 47 0 Lintang Selatan.
Di Benua Eropa tidak ditemukan spesies bambu endemik. Sementara di Indonesia, habitatnya ditemukan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Indonesia memiliki spesies bambu endemik, seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Budidaya bambu dapat dilakukan di lahan basah maupun lahan kering. Tanaman ini merupakan jenis tanaman yang cepat tumbuh dan mudah untuk dibudidayakan. Tumbuhan ini bisa hidup di lahan yang tidak pernah tergenang maupun yang sesekali tergenang air.
Jenis-jenis bambu yang dapat ditanam di lahan kering antara lain kelompok Gigantochloa dan Dendrocalamus. Sedangkan jenis yang dapat dibudidayakan di lahan basah adalah kelompok Bambusa.
Budidaya bambu juga harus mempertimbangkan kondisi iklim. Semakin kering iklim maka semakin sedikit jenis-jenisnya yang dapat dibudidayakan dan sebaliknya semakin basah iklim maka semakin banyak jenis-jenisnya yang dapat dibudidayakan.
Sebelum melakukan budidaya, seperti budidaya tanaman pada umumnya budidaya tanaman ini juga memerlukan persiapan penanaman yang meliputi pembukaan lahan, penentuan jarak tanam, pemasangan ajir, menyiapkan pupuk organik, dan pembuatan lubang tanam.
Jarak tanam yang digunakan untuk budidaya tanaman ini adalah 8×8 atau 8×6 meter. Jika lahan yang digunakan adalah lahan miring maka jarak tanam dibuat searah kontur dengan jarak tanam di dalam satu kontur 8 meter dan jarak antar kontur lebih dari 2 meter.
Bibit yang dipilih adalah bibit yang berasal dari stek batang di polybag yang sudah berumur 4 sampai 5 bulan. Jika batang bibit tersebut terlalu tinggi maka dilakukan pemangkasan hingga tinggi batangnya tersebut hanya mencapai 1 meter.
Pemangkasan biasanya dilakukan pada seluruh batang yang sudah menghasilkan cabang yang tingginya mencapai 2 meter.
Pemupukan pada tanaman ini perlu dilakukan secara intensif. Jenis pupuk yang digunakan dapat berupa TSP dan urea (N) serta dapat juga menggunakan pupuk organik, pupuk kandang, atau pupuk hijau. Dosis pupuk yang diberikan tergantung umur tanaman.
Pupuk diberikan dengan frekuensi 1 kali dalam setahun yaitu menjelang musim hujan. Pemupukan dilakukan dengan membuat parit mengelilingi rumpun dan menaburkan pupuk di dalam parit tersebut dengan kedalaman 10 cm.
Dalam proses pembuatannya, ahli dalam bidang ini Soeprapto menegaskan kerajinan adalah dibuat dengan rasa keindahan dan ide-ide yang murni sehingga menghasilkan produk yang berkualitas, mempunyai bentuk yang indah dan menarik.
Tujuan dari pembuatan kerajinan awalnya hanya untuk seni dan hiasan. Seiring berjalannya waktu, tujuan pembuatan kerajinan berkembang selaras dengan kebutuhan manusia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan tujuan pembuatan kerajianan adalah hiasan, benda pakai, ritual, simbolik, dan konstruktif.
Berikut Liputan6.com ulas pengertian kerajinan menurut para ahli, tujuan pembuatan, jenis, dan contohnya, Selasa (11/1/2022).
Seorang napi kasus narkoba di Sumatera Utara berhasil membiayai anaknya berkuliah dari dalam tahanan. Ia membuat berbagai kerajinan yang kemudian dijual saat pameran oleh Lapas.
Ada beberapa contoh kerajinan dari bambu yang ada di pasaran saat ini. Harganya terjangkau dan memiliki visual yang estetik sehingga mampu mempercantik interior ruangan. Yuk cek dulu contoh kerajinan bambunya di bawah ini!
Source : Pxhere
Source : Wikimedia Commons
Source : Pxhere
Source : Pxhere
Source : Pxfuel
Source : Pxfuel
Source : Pexels
Source : Wallpaper Flare
Source : Gazebo Bambu Malang
Source : bambu.kontraktorkonstruksi