Panduan Lengkap tentang Jl Pabrik Tenun - Mengungkap Rahasia Seni Merajut dan Kerajinan DIY
Kejayaan Pabrik Tenun Garut, Terkubur di Balik Megahnya “Ramayana”
Kini, cukup sulit mencari bukti peninggalan sejarah di Garut. Banyak bukti fisik seperti bangunan yang sudah alih fungsi seiring dengan perkembangan kehidupan perkotaan. Pabrik Tenun Garut adalah salah satu bukti hilangnya bentuk sejarah secara fisik.
Perkotaan Garut berganti wajah. Deretan pertokoan modern, bertebar di semua sudut keramaian. Kemacetan lalulintas kendaraan pun, tergelar bagai lukisan benang kusut yang menyesakkan pandang. Pemandangan rutin yang melukai tata kota, tidak lagi sebatas kawasan jantung kota di sepanjang Jl. Jend A Yani, namun melebar ke lintasan Jl. Guntur. Program pelebaran sayap perkotaan ke sebelah utara, yang digencarkan tahun 1987, kini menuai problema baru.
Kawasan itu sebagai potret baru, yang menerbitkan problema perkotaan Garut. Terpicu lagi dengan keberadaan lokasi Mall “Ramayana” dan luapan keramaian di areal pertokoan IBC (“Intan Bisnis Center”), yang memupus kerindangan mess PTG (Pabrik Tenun Garut) di Jl. Guntur dan Jl. Pramuka. Sirna tanpa sisa. “Waraas sareng sedih upami emut ka jaman PTG! Di situ masa kecil saya” kenang Ny Yayu Rahayu di Jakarta – Seorang Ibu muda puteri (alm) H Sumiarwan, seorang mantan petinggi PTG (Pabrik Tenun Garut).
Pabrik Tenun Garut Semakin Meredup
Kondisi PTG sang legenda pabrik tekstil Indonesia di Garut, makin memburuk tahun 1986. Kelangsungan pabrik itu hanya dipertaruhkan pada hasil penjualan asset perusahaan. Rumah dinas di Ciumbuleuit Bandung, jadi tumbal penutup utang ke BNI. Langkah itu ditempuh sebagai upaya menyehatkan PTG, untuk bekerjasama dengan pihak ketiga dari Korea. Pabrik ini melayani pula usaha “makloon” pembuatan kain dari Majalaya, Bandung.
Namun, pencapaian produksi hanya mampu 12.000 hingga 13.000 meter dari target order 15.000 meter setiap minggu. PTG pun harus kembali merugi. Nasib kelangsungan PTG, diperaruhkan pula dengan rencana menggandeng pihak Hongaria. Pabrik ini disiapkan untuk memproses keseluruhan produksi, sejak pembuatan benang hingga membuat pakaian jadi, untuk dipasarkan di kawasan Hongaria. Kenyataannya, penantian panjang itu menepi pada petaka!
Masa gemilang pabrik penghasil tekstil terbesar di dataran Asia Tenggara itu selesai, terkubur putaran zaman. Di tengah gelombang persaingan yang makin menajam, tingkat permodalan pun menyusut tergerus bermacam resesi. Tamat sudah riwayat klasik pabrik penghasil kain sarung Cap Padi itu. Kejayaan pabrik tenun legendaris, jadi nyanyian sendu Pemprov Jawa Barat. Gemuruh klasik mesin tenun di balik benteng tembok pabriknya, sirna berganti keramaian lain.
Pada Akhirnya Pabrik Tenun Garut Tinggal Cerita
Foto aerial pertokoan Anarto Mall, IBC, Sungai Cimanuk dan Ramayana Garut Jawa Barat Bekas Pabrik Tenun Garut (PTG). Foto oleh Awr Marendradika
Legenda pertekstilan Indonesia PD “Kerta Paditex” unit PTG di Garut, tinggal cerita kebanggaan yang terlupakan. Areal lokasi pabriknya di Jl. Guntur yang berbatas Jl. Cimanuk (Leuwidaun), berganti wajah jadi pertokoan “Ramayana”.
Jl pabrik tenun
Weaving
Keberhasilan divisi pertenunan dalam membawa Pabrik Tekstil Nagasakti Kurnia ke posisi terdepan di industri saat ini didasarkan pada penggunaan mesin terbaru, yang dioperasikan oleh sumber daya manusia yang menerima pelatihan komprehensif tentang teknik produksi baru. Kerjasama dengan jaringan mitra teknologi yang luas seperti Sucker Muller yang berbasis di Jerman, Benninger yang berbasis di Swiss dan Tsudakoma yang berbasis di Jepang, memfasilitasi pemasangan tanpa batas dari model alat tenun jet udara, mesin sizing dan mesin warping yang paling canggih, di antara yang canggih lainnya. peralatan.
Pabrik Tekstil Nagasakti Kurnia juga menerapkan fokus berbasis teknologi ini dalam menerapkan sistem pemantauan ekstensif untuk melacak pesanan klien di semua tahap lini produksi tenun. Melalui Sistem Data Log Pemantauan Online, perusahaan mampu memberikan ketenangan pikiran total bagi pelanggan dan menegaskan posisinya sebagai produsen tekstil tepercaya yang dihargai karena akuntabilitas dan keandalannya.
Divisi tenun di Pabrik Tekstil Nagasakti Kurnia kini diposisikan untuk memanfaatkan pasar lokal yang sangat potensial untuk pembuatan garmen, mengingat kehadiran basis konsumen domestik yang semakin kaya dan posisi pasar regional Indonesia yang semakin dominan dalam hal ini industri. Dalam mengisi kekosongan untuk memasok kain ke produsen garmen lokal dan internasional, perusahaan memanfaatkan alur kerja yang sangat otomatis dan hemat energi untuk mengatasi tantangan saat ini yang dihadapi oleh pesaingnya yang kurang gesit, seperti kenaikan tarif listrik dan biaya tenaga kerja. Divisi tenun Nagasakti Kurnia Textile Mills dengan demikian menetapkan nada bagi produsen tekstil Indonesia sebagai pola dasar industri baru.
Jl pabrik tenun
Senin, 19 Maret 2012 13:10:13 oleh Abdi Dharma | berita sebelumnya | berita selanjutnya
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prima Indonesia (FKG Unpri) menggelar kegiatan bakti sosial, pengobatan gigi gratis dan memberikan bingkisan sembako kepada 150 orang masyarakat sekitar Pusat Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut FKG Unpri Jl. Pabrik Tenun Medan, Sabtu 03 Maret 2012.
Pada kesempatan itu, tampak hadir Pembina, dr. I Nyoman Ehrich Lister, M.Kes, AIFM, Ketua BPH Unpri Tommy Leonard, SH, MKn, Dekan FKG Prof. Drg Monang Panjaitan MS, Lurah Sei Putih Tengah JRE Simanjuntak dan Kepala Lingkungan (Kepling) setempat.
Usai melaksanakan bakti sosial dan menyerahkan bingkisan sembako, Dekan FKG Unpri Prof Drg Monang Panjaitan mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk membantu masyarakat sekitar. Kegiatan ini juga dilaksanakan bekerjasama dengan pihak Kelurahan Sei Putih Tengah.
"Mudah - mudahan keberadaan RS Gigi dan Mulut Unpri ini dapat membantu masayarakat," ujar Monang Panjaitan seraya mengatakan, bahwa Unpri dan RS Gigi Mulut ini juga milik masyarakat. Karena itu, FKG Unpri akan mengabdi pada masyarakat.
Mengenai biaya katanya, tidak sama dengan biaya berobat ke praktek dokter gigi. Maksudnya, biaya berobat terjangkau oleh masyarakat.
Monang Panjaitan juga memaparkan, kegiatan berobat gigi gratis dan penyuluhan bagaimana menggosok gigi yang benar itu, akan rutin dilaksanakan tiga bulan sekali. Sehingga, rasa ketakutan masyarakat untuk memeriksakan giginya ke dokter gigi akan hilang.
"Rasa takut masyarakat untuk berobat gigi selama ini merupakan dilema," katanya lagi.
Karena itu, dia mengimbau, agar masyarakat tidak sungkan untuk datang berobat gigi ke Pusat Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut FKG Unpri. Sebab, pihaknya sudah menyediakan pelayanan untuk masyarakat setempat dengan harga terjangkau. Selain itu juga, pihaknya memberikan pelayanan khusus kepada masyarakat yang tidak mampu untuk berobat gigi.
Tags: tenun